F KUMPULAN HUMOR MUKIDI ... OHHH MUKIDI ........ - VIP 4LIFE TRANSFER FACTOR

KUMPULAN HUMOR MUKIDI ... OHHH MUKIDI ........

ELVIPS.COM - Cerita-cerita lucu Mukidi sedang ramai dibicarakan netizen. Mukidi adalah tokoh fiksi bikinan seorang bloggeryang dipakai untuk mengantarkan cerita-cerita lucu yang ditulisnya.

Cerita-cerita lucu mukidi awalnya ditulis di bloghttps://ceritamukidi.wordpress.comCerita ini lantas disebarkan lewat berbagai jejaring sosial termasuk lewat pesan singkat di Whatsapp dan Blackberry Messenger. Beberapa hari kemudian, cerita-cerita ini diangkat oleh sejumlah media online.
Cerita-cerita Mukidi ini termasuk humor segar dan bukan hasil daur ulang. Karenanya Mukidi menjadi sangat cepat populer.
Penasaran dengan cerita-cerita Mukidi? Inilah kumpulannya seperti dikutip dari laman blog Cerita Mukidi;

NAIK UNTA
Mukidi lagi melancong ke Arab, seperti orang Indonesia yang lainnya. Dia juga ikut tour naik unta. Tapi unta di Arab tidak seperti unta di Indonesia, ketika Mukidi bilang, “duduk” dan unta langsung duduk.
Namun lain kejadiannya. Unta di Arab, walaupun Mukidi sudah bilang:“Duduk, sit.. sit, jongkok, diuk.”
Sang unta tetap berdiri, dan akibatnya Mukidi tidak bisa naik.
Pawang Unta (PU): “Bilang Assalamualaikum, baru unta duduk.”
Mukidi: “Asalamualaikum” langsung onta duduk, Mukidi naik, unta langsung berdiri lagi.
Mukidi: “Jalan.. jalan..” unta tetap diam. Dipukul pukul punggungnya, unta tetap tidak mau jalan.
PU :”Bilang Bismillah “
Mukidi : “Bismillah”
Onta jalan, Mukidi senang jalan naik unta dengan Pawang Unta berjalan di sampingnya.
Tak lama kemudian Mukidi bertanya, “Pawang. Bagaimana cara nyuruh untanya lari ya?”
PU: “Bilang aja Alhamdulilah”
Mukidi : “Alhamdulilah.” Dan unta pun berlari.
Mukidi senang sekali. Saking senangnya Mukidi bilang lagi “Alhamdulilah.” Dan si unta berlari tambah kencang, dan si Pawang Unta makin ketinggalan.
Ketika Mukidi sudah jauh si Pawang Unta baru ingat, belum memberi tahu caranya onta berhenti. Dari jauh PU berteriak: “Kalo mau berhenti bilang Innalillahi..”
Karena sudah jauh Mukidi tidak mendengar. Dan si unta terus berlari dengan kencang. Sampai akhirnya di kejauhan Mukidi melihat di depan ada jurang yang sangat dalam. Mukidi ketakutan, dan mencoba menghentikan onta: “Stop, stop, stoooop, stooop, oop, oop..!!”
Unta tetap berlari, jurang sudah terpampang di depan mata. “Mati gue!” kata Mukidi. Tahu dia akan jatuh kejurang dan mati.
Dalam kepanikannya dia berteriak: “Innalillahi..!!” sambil memejamkan mata pasrah. Unta mendadak berhenti. Dan ketika Mukidi membuka mata. Dia melihat persis di tepi jurang. Saking senangnya tidak jadi mati, Mukidi berteriak: “Alhamdullilah!”

NO MERCY
Mukidi melihat mbah Kartinem sedang kebingungan di kantor pos.
“Bisa saya bantu nek?”
“Tolong pasangin perangko sama tulis alamatnya nak.”
“Ada lagi nek?”
“Bisa bantuin tulis isi suratnya sekalian?” Mukidi mengangguk. Si mbah lalu mendiktekan surat sampai selesai.
“Cukup nek?”
“Satu lagi nak. Tolong di bawah ditulis: maaf tulisan nenek jelek.”

MASIH SALAH
Wakijan sudah insyaf dan mulai rajin ngaji.
“Mas Wakijan, sholat Subuh ada berapa rakaat?” Ustad ngetes.
“4, ustad!”
“Mas Wakijan pulang dulu deh, cari jawaban yang benar.”
Di tengah jalan Wakijan ketemu Mukidi sahabatnya: “Di, menurut kamu sholat Subuh ada berapa rakaat?”
“Ya 2 lah.”
“Wah payah dah, mendingan lu pulang deh. Belajar lagi.”
“Emang kenapa?”
“Nah gue bilang 4 aja masih salah, apalagi 2?”

BIKIN KONDOM
Di ruang operasi rumah sakit, seorangg dokter bedah melihat Mukidi yang akan dioperasi kelihatan gelisah. Untuk menenangkannya, Mukidi diajak bercanda.
Dokter : “Bapak tau cara membuat sarung tangan karet yang sedang saya pakai ini?”
Mukidi : “Tidak dok…”
Jawab Mukidi sambil memberi isyarat dengan tangannya.
Dokter : “Begini Pak.. Karet mentah direbus sampai meleleh lalu pegawai pabrik rame2 mencelupkan tangan ke dalam cairan karet itu. Setelah itu tangan segera diangkat untuk diangin-anginkan. Tak lama kemudian jadilah sarung tangan seperti ini.”
Mukidi tersenyum mendengar penjelasan sang dokter. Beberapa saat kemudian Mukidi tertawa terpingkal-pingkal. Dokter heran dan bertanya.
Dokter: “Mengapa Anda tertawa seperti itu..?”
Mukidi : “Dengar cerita dokter tadi, saya lalu membayangkan bagaimana cara membuat kondom.”
Dokter: (bengong)

MALU
Suatu hari DH, istri Mukidi bercerita pada suaminya.
Istri : “Mas tadi waktu aku buka BH di depan kaca yang di pinggir jendela …. Eeh nggak tahunya ada cowok ganteng lihatin aku terus……….”
Mukidi : “Terus apa yang kamu lakukan”?
Istri : “Aku malu bangeeeet mas, lalu aku tutupin aja muka aku pake BH”.
Mukidi : “Dasar dodollllll”
Istri : “Bukan dodol, Mas … Tapi aku malu”

BU MARKONAH
Cak Mukidi ke pasar, mau kulineran rujak cingur yang penjualnya ibu-ibu asal Madura bertubuh montok bernama Bu Markonah.
“Buk, rujak satu, berapa?” tanya Cak Mukidi.
“Sepoloh rebu..cak..,” kata Bu Markonah.
Selesai dibungkus, Cak Mukidi bayar dengan uang Rp 20.000. Markonah bilang, “Cak… tangan saya lagi belepotan, kembaliannya ambil sendiri di sini ya,” kata Markonah sambil menunjuk belahan dada atas.
Tanpa ragu-ragu Cak Mukidi merogoh karena orang Madura memang biasa menaruh segala macem di sana pikirnya. “Nggak ada..Bu.” kata Cak Mukidi.
Buk Markonah kasih instruksi, “Lebih dalam lagi, terus, terus. Ke kanan, ke kiri.”
Cak Mukdi: “Nggak ada…Buk.”

“Ya sudah,” kata Buk Markonah.
“Lah terus mana kembalian saya????” tanya Cak Mukidi bingung.
Buk Markonah dengan enteng berkata, “Ongkos rogoh-rogoh sepoloh rebu Cak, sampeyan kira goh-rogoh nang njero kutang ku gratis.”
Mukidi hanya garuk-garuk kepala sambil nyengir mendengar Bu Markonah

EFEK KOSMETIK
Menjelang Idul Fitri Markonah tertarik membeli kosmetik mahal asli Paris bukan beli dari MLM seperti teman-temannya. Kosmetik ajaib yang lebih mahal dari Bobbi Brown, Stila, dan Mac menurut salesgirlnya memberi garansi, pemakainya akan tampil jauh lebih muda dari usianya.
Setelah berjam-jam duduk di depan meja rias, mengoleskan kosmetik ‘ajaib’ nya, dia bertanya kepada Mukidi, sang suami:
“Mas, sejujurnya berapa tahun kira-kira usiaku sekarang?”
Mukidi memandang lekat-lekat istrinya tercinta.
“Kalau dilihat dari kulitmu, usiamu 20 tahun; rambutmu, hm…18 tahun….penampilanmu; 25 tahun…”
“Ah mas Mukidi pasti cuman menggoda,” Markonah tersipu manja.
“Tunggu dulu sayang, saya ambil kalkulator….. saya jumlahkan dulu ya…..”

MUKIDI PEROKOK BERAT

Cerita ini bermula saat Ada seorang “perokok alias Mukidi” dan seorang “bukan perokok” duduk bersebelahan di dalam bus. Mukidi mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung celananya bermaksud untuk menawarkan kepada orang sebelahnya,
Mukidi : Mau rokok mas?
Bukan Perokok : oooh tidak, terimakasih. 
Si “bukan perokok” penasaran dan bermaksud ingin memberi arahan kepada Mukidi supaya tidak merokok, lantas mulailah si “bukan perokok” mengawali pembicaraan.
Bukan Perokok : Sehari habis berapa batang rokok mas?
Mukidi : Biasanya sih 2 bungkus.
Bukan Perokok : sebungkus harganya berapa mas?
Mukidi : 10.000
Bukan Perokok : Mas udah berapa taun ngerokok?
Mukidi : 20 taon
Bukan Perokok : Begini saya kasih gambaran, 1 bungkus harganya 10 rebu, satu hari mas habis 2 bungkus, jadi 20.000. kalo satu bulan jadi 20.000 x 30 = 600.000. jadii kalo satu taon berarti 600.000 x 12 = 7.200.000, kalo anda udah 20 taun ngerokok berarti 7.200.000 x 20 = 144.000.000, wahh... seharusnya kalo mas gak merokok bisa beli mobil tuh!
Mukidi : saya juga kasih gambaran mas ya
Bukan Perokok : silahkan...
Mukidi : anda perokok atau tidak?
Bukan Perokok : tidak
Mukidi : LAH? NAPE LO NAIK BUS? MOBIL LO MANA???
Tambah lagi
Mukidi : Ente tidak merokok kok ya tidak bisa beli mobil... 

Istri MUKIDI bernama MARKONAH. Dia pergi ke dokter kandungan utk periksa.
Waktu dokter mau periksa bagian dalam, terjadi percakapan :
Markonah: “Hati-hati periksanya ya Dok, saya masih perawan lho…”
Dokter: “Lho… katanya ibu sudah kawin-cerai 3x, mana bisa masih perawan…?? ”
Markonah: “Gini lho Dok, eks suami saya yang pertama ternyata impoten…...!!”
Dokter: “Oh begitu… tapi suami ibu yang kedua tidak impoten kan....?”
Markonah: “Betul Dok, cuma dia Gay, jadi saya tidak pernah di-apa2in sama dia…”
Dokter: “Lalu suami ibu yang ketiga si Mukidi tidak impoten dan bukan gay kan....?”
Markonah: “Betul Dok, tapi ternyata dia itu orang partai…”
Dokter: “Lalu apa hubungannya dengan keperawanan ibu…??”
Markonah: “Dia? cuma janji-janji saja Dok, tidak pernah ada realisasinya..... Jadi cuma di contreng aja.. gak di coblos......!!! 

Markonah diajak suaminya ke Singapura.
Karena Mukidi sedang mengikuti meeting, maka dia ditinggal sendirian di kamar hotel.
Ketika Markonah hendak ke kamar mandi, tiba-tiba seekor tikus nongol entah dari mana.
Markonah buru-buru menghubungi front desk.
“Hello, do you know Tom and Jerry?”
“Of course mam,” jawab front desk.
“Jerry is here…” lanjut Markonah gugup.

Waktu sarapan pagi sementara Wakijan mengambil makanan, Mukidi yang juga sudah seminggu menginap di Marriot tidak mengambil breakfast yang tersedia, malah memanggil pelayan:
“Pelayan!” seorang pelayan menghampiri. “Tolong buatkan nasi goreng..”
“Tapi pak, nasi goreng ada di meja buffet?”
“Saya ingin yang beda,” Mukidi memaksa, “tambahkan garam di nasi gorengnya, terus telurnya diceplok rada gosong…jangan lupa cabenya banyak-banyak”
“Pesananmu koq aneh Di?” Wakijan heran.
“Aku rindu masakan istriku…..”


Pilih Surga atau Tentara?

Sehabis jam istirahat, Ibu guru bertanya kepada murid-muridnya.
Ibu Guru : Anak-anak siapa diantara kalian yang mau masuk surga?
Spontan semua murid menjawab, 'Sayaaaa ..'

Anehnya, Mukidi yang duduk dibelakang hanya terdiam saja

Hingga Ibu Guru pun memberikan pertanyaan yang lain.
Kalau yang mau masuk Neraka siapa hayooo tunjuk tangan?
Anak-anak: Tidak mauuuuuuuuu....!!!

Lagi-lagi Mukidi tetap diam tak bergeming.

Hal ini membuat Ibu guru merasa penasaran, ia pun mendekati muridnya tersebut..
Ibu Guru: Mukidi, kamu mau masuk surga atau Neraka?

Mukidi: Tidak kedua-keduanya Ibu Guruuu..

Bu Guru: Lohh Kenapa?

Mukidi: Sebab waktu ayah saya sebelum meninggal dunia, beliau pernah berpesan, ' Mukidi...Apapun yang terjadi...kamu harus masuk TENTARA..!!


Perdebatan Mukidi Tentang Gajah

Ketika jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00 tepat. Bel di sekolah berbunyi dan para murid-murid  pun langsung berlarian untuk memasuki kelasnya masing-masing, termasuk juga Mukidi. 

Sosok Mukidi memang sangat dikenal oleh para guru di sekolah itu. Anaknya sih enggak bandel-bandel amat. Namun, dia sangat populer sebagai anak yang nyebelin banget alias terlalu kreatif berlebihan.

Siang itu Mukidi duduk di paling depan, karena salah satu bangku teman yang ada di depan tidak masuk. Pelajaran hari itu adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Dan kebetulan ini adalah mata pelajaran yang paling disukai oleh Mukidi. 

Nah dikesempatan tersebut, Ibu Guru membuat tebak-tebakan tentang nama hewan. Berikut dialog lucu mereka:

Ibu Guru: Hayoo Anak-anak, apa nama binatang yang dimulai dengan huruf G? Siapa yang bisa jawab?

Mukidi berdiri dan menjawab: Gajah, Bu Guru! 

Ibu Guru: Bagus, Pintarr kamu Mukidi. Pertanyaan berikutnya, Apa nama binatang yang dimulai dengan huruf D?

Semua murid diam, tapi Mukidi kembali berdiri: 'Dua gajah, Bu Guru...'

Errrr.....semua murid tertawa terbahak-bahak.

Ibu Guru: 'Mukidi, kamu berdiri di pojok sana!

Ayo anak-anak kita lanjutkan. Pertanyaan berikut, binatang apa yang dimulai dengan huruf M? 

Semua murid masih terdiam. 

Tapi lagi-lagi Mukidi menjawab dengan tenang, 'Mungkin Gajah...'

Ibu Guru: 'Mukidi, kamu keluar dan berdiri di depan pintu sekarang! 

Mukidi keluar dengan raut wajah sedih. Dan akhirnya Bu Guru melanjutkan...

Ibu Guru: Pertanyaan terakhir...Anak-anak, binatang apa yang dimulai dengan huruf J? Ayoo siapa yang mau jawab?

Murid-murid pun lagi-lagi terdiam karena tidak bisa menjawab pertanyaan Ibu Guru

Dari arah pintu luar sayup-sayup terdengar suara Mukidi berteriak.

Mukidi: 'Jangan-jangan Gajah... Bu Guru...'

Damn! Saking kesalnya, Ibu Guru pun menyuruh Mukidi pulang.

Merasa sudah tenang tanpa Gangguan dari Mukidi, Ibu Guru pun lanjut memberikan pertanyaan

Ibu Guru: 'Sekarang anak-anak, binatang apa yang diawali dengan huruf P?

Sekali lagi semua murid hanya bisa terdiam. Tapi tiba-tiba ponsel Ibu Guru berdering di kantongnya.

Guru: Ia pun menjawab 'Ya hallo...Ini Siapa?

Mukidi: 'Maaf Bu, saya Mukidi, jawabannya sudah pasti Gajah.

Ibu Guru : #@!!*^#**


When The Cookie Jar Is Empty

Markonah istri Mukidi saat itu sedang belanja untuk bikin kue lebaran

'Mas ada terigu?'
'Gak ada bu'

'Telor?'
'Kosong bu?'

'Gula pasir?'
'Habis'

'Gimana sih Terigu gak ada, telor kosong, gula pasir habis. Kenapa gak ditutup saja tokonya?'

'Kuncinya gak ada bu.'


Mukidi Membantu Nenek Kartinem

Suatu hari, Mukidi melihat mbah Kartinem sedang kebingungan di kantor pos.

'Bisa saya bantu nek?'

'Tolong pasangin perangko sama tulis alamatnya nak.'

'Ada lagi nek?'

'Bisa bantuin tulis isi suratnya sekalian?' Mukidi mengangguk. Si mbah lalu mendiktekan surat sampai selesai.

'Cukup nek?'

'Satu lagi nak. Tolong di bawah ditulis:... maaf tulisan nenek jelek.'


Ganti Rem

Mukidi mendatangi bengkel langganannya

Mas, gimana sih, saya sudah 3 kali bolak-balik kemari tapi remnya kata istri saya masih terlalu jauh.' 

'Pak, daripada bolak-balik ganti rem, mengapa bukan istri bapak saja yang diganti?'


Mukidi yang Kelaparan VS Preman

'Mukidi yang kelaperan masuk ke sebuah rumah makan. Ia memesan ayam goreng. Tak lama kemudian sebuah ayam goreng utuh tersaji. Baru saja Mukidi hendak memegangnya, tiba-tiba seorang pelayan datang tergopoh-gopoh.

'Maaf mas, kami salah menyajikan. Ayam goreng ini pesanan bapak pelanggan yang disana', kata pelayan sambil menunjuk seorang pria berbadan kekar dan berwajah preman. Akan tetapi karena sudah terlanjur lapar beratt, Mukidi tetap ngotot bahwa ayam goreng itu adalah haknya.

Pria bertampang preman itu segera menghampiri meja Mukidi dan menggertaknya.

'AWAS kalau kamu berani menyentuh ayam itu...!!! Apapun yang kamu lakukan kepada ayam goreng itu, akan aku lakukan kepadamu. Kamu potong kaki ayam itu, aku potong kakimu. Kamu putus lehernya, aku putus lehermu..!!!"

Mendengar ancaman seperti itu, Mukidi hanya tersenyum sinis sambil berkata, 'Silahkan! siapa takut?'

Lalu Mukidi segera mengangkat ayam goreng itu dan menjilat pantatnya...

Hahahaha...
Hidup Lik Mukidi !!!


Mukidi berebut anak

Pada suatu peristiwa, Mukidi dan Ponikem baru saja bercerai dan sedang memperebutkan hak asuh anak semata wayang mereka.

Di ruang sidang pengadilan sang mantan istri Ponikem dengan pedenya berkata: 'Anak keluar dari perut saya, ya sudah pasti milikku' 

Mukidi marah-marah dan menyanggah: 'Kok lucu asal ngomong saja, memang kalau uang keluar dari ATM terus uangnya milik ATM? Jelas sudah pasti uangnya punya yang masukin kartu ATM dong.'

Jaksa pun terbengong-bengong sambil manggut-manggut dan semua yang hadir di ruang sidang pun tertawa dan memberi tepuk tangan pada Mukidi.

Mukidi kok dilawan, ada-ada aja Ponikem!


Cerita Mukidi dengan Sepasang Remaja Kimpoi

Dibalik keramahan Mukidi ternyata ia punya kebiasaan jelek, yaitu suka ngintip orang yang sedang pacaran. Tempat favoritnya untuk mengintip adalah nangkring di atas pohon. Di mana di bawahnya sering digunakan untuk pacaran.

Seperti biasanya, malam itu Mukidi sudah stand by me di atas pohon untuk mengintip. Dan benar saja tak berapa lama datang pasangan remaja muda bernama Kipot dan Kipit. 

Karena dianggap sepi dan kondisi aman terkendali Kipot dan Kipit akhirnya indehoi. Mukidi benar-benar menikmatinya tontonannya.

Setelah capek kimpoi, keduanya bercakap-cakap:

Kipit : Pot, aku takut hamil.

Kipot : Enggak mungkin hamil, kan baru sekali ini.

Kipit : Tapi kata temenku bisa pot, Bagaimana dong?

Kipot : Kalau bener hamil, ya kita serahkan saja sama yang di atas. 

Tiba-tiba Mukidi turun dari pohon dan marah-marah: "ENAK AJA LU, GUA CUMA NONTON, LU MINTA GUA TANGGUNG JAWAB, GAK BISAA!!


Mukidi naik unta Arab

Ketika lagi banyak duit, Mukidi akhirnya liburan ke Arab. Seperti kebiasaan orang Indonesia lainnya. Dia juga ikut tour naik unta. Tapi unta di Arab tidak seperti unta di Indonesia nurut-nurut, Mukidi cukup bilang, 'duduk' dalam seketika unta pun langsung duduk menuruti perintahnya.

Namun lain kejadiannya pada Unta di Arab, walaupun Mukidi sudah bilang: 'Duduk, sit.. sit, jongkok, diuk.'

Sang unta tetap berdiri, dan akibatnya Mukidi tidak bisa naik.

Tiba-tiba datanglah Pawang Unta dan berkata : 'Bilang Assalamualaikum dulu, baru unta mau duduk.'
Mukidi: 'Asalamualaikum' aneh bin ajaib unta pun langsung duduk, Mukidi akhirnya naik, unta langsung berdiri lagi.

Mukidi: 'Jalan.. jalan..' unta tetap diam. Dipukul pukul punggungnya, unta pun tetap tidak mau jalan.

Pawang Unta : 'Bilang Bismillah .... 
Mukidi : 'Bismillah'
Onta jalan, Mukidi senang banget jalan naik unta dengan Pawang Unta berjalan di sampingnya.

Tak lama kemudian Mukidi bertanya, 'Pawang, Bagaimana cara nyuruh untanya lari ya?
Pawang Unta: 'Bilang aja Alhamdulilah'
Mukidi : 'Alhamdulilah...'Dan akhirnya unta pun berlari... 

Mukidi senang sekali. Saking senangnya Mukidi bilang lagi 'Alhamdulilah.' Alhasil si unta berlari tambah kencang, dan si Pawang Unta makin ketinggalan.

Ketika Mukidi sudah jauh si Pawang Unta baru ingat, belum memberi tahu caranya onta berhenti. Dari jauh Pawang Unta berteriak: 'Kalo mau berhenti bilang Innalillahi..' 

Karena sudah jauh Mukidi tidak mendengar. Dan si unta terus berlari dengan kencang. Sampai akhirnya di kejauhan Mukidi melihat di depan ada jurang yang sangat dalam. Mukidi ketakutan, dan mencoba menghentikan onta: 'Stop, stop, stoooop, stooop, oop, oop..!!'
Unta tetap berlari kencang, sedangkan jurang sudah terpampang di depan mata. 'Mati gue!' kata Mukidi. Tahu nasibnya akan jatuh kejurang dan matek.

Dalam kepanikannya dia berteriak: 'Innalillahi..!!' sambil memejamkan mata pasrah. Unta mendadak berhenti. Dan ketika Mukidi membuka mata. Dia melihat persis di tepi jurang. Saking senangnya tidak jadi mati, Mukidi berteriak: 'Alhamdullilah!'

PLUNG!!! .....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Imune Revolution

Tentang Transfer Factor