ELVIPS.COM - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan memulai pembangunan 50 unit kapal perintis dan tiga unit kapal induk perambuan di Galangan Kapal PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Surabaya.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Bobby R Mamahit dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (2/12), melakukan peletakan lunas (keel laying) pembangunan 50 kapal perintis dan tiga kapal induk perambuan tersebut.
"Pembangunan kapal perintis ini dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Program Tol Laut yaitu untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.
Bobby menambahkan untuk meningkatkan konektivitas antarpulau di daerah terpencil, serta untuk menjamin tersedianya kebutuhan bahan pokok dan tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan industri.
Sedangkan, lanjut dia, pembangunan kapal induk perambuan adalah untuk mewujudkan keselamatan pelayaran di perairan Indonesia.
Dia mengatakan pembangunan 50 unit kapal perintis dan tiga unit kapal induk perambuan tersebut dibiayai dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015-2017.
Adapun kapal perintis dan kapal induk perambuan yang dibangun tersebut, sebagai berikut dua puluh lima unit kapal tipe 2000 GT dengan nilai kontrak sebesar Rp1,8 triliun dengan waktu pelaksanaan pembangunan telah ditetapkan selama 25 bulan.
Selain itu, 20 unit kapal tipe 1200 GT dengan nilai kontrak sebesar Rp1,07 triliun dengaN waktu pelaksanaan pembangunan telah ditetapkan selama 25 bulan dan lima unit kapal tipe 750 DWT dengan total nilai kontrak sebesar Rp160 miliar dengan waktu pelaksanaan pembangunan telah ditetapkan selama 25 bulan.
Selanjutnya, tiga unit kapal induk perambuan dengan nilai kontrak sebesar Rp369 miliar dengan jangka waktu penyelesaian selama 660 hari kalender.
"Kapal-kapal ini direncanakan untuk menunjang tugas Ditjen Perhubungan Laut di bidang kenavigasian seperti pemasangan dan pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), mengantar gilir tugas dan perbekalan penjaga menara suar, serta dapat membantu tugas SAR dalam melakukan pencarian," papar Bobby.
Adapun spesifikasi kapal perintis dan kapal induk perambuan, yaitu kapal perintis tipe 2000 GT memiliki panjang 68,5 meter, lebar 14 meter, kecepatan 12 knot, dan kapasitas penumpang 566 orang.
Kapal perintis tipe 1200 GT memiliki panjang 62,8 meter, lebar 12 meter, kecepatan 12 knot, dan kapasitas penumpang 400 orang.
Kapal perintis tipe 750 DWT memiliki panjang 58,5 meter, lebar 12 meter, kecepatan 12 knot, dan kapasitas penumpang 265 orang.
Sedangkan kapal induk perambuan memiliki panjang 60 meter dengan kecepatan 12 knot.
Sebelumnya, penandatanganan kontrak pembangunan kapal perintis telah dilaksanakan pada 23 Oktober 2015 dan 2 November 2015 yang lalu, sedangkan penandatanganan kontrak pembangunan kapal induk perambuan telah dilaksanakan pada 7 Oktober 2015.
Desain Kapal Induk Indonesia KRI Nusantara
KRI Induk Nusantara |
Ternyata Indonesia diam-diam juga ingin membuat dan memiliki sebuah
kapal induk, dan tidak tanggung tanggung kalo mimpi ini terwujud kapal
induk ini nantinya akan menjadi kapal induk yang terbesar di
dunia…weleh…weleh.., selain itu Indonesia akan menjadi salah satu negara
pertama di asia tenggara yang memiliki kapal induk, seperti apa
mimpinya nya silahkan baca terus sedikit bocoran info di bawah ini
Kapal Republik Indonesia Induk Nusantara
Rancangan Kapal Induk ini nanti akan di lengkapi dengan mesin/turbin uap bertenaga nuklir sebagai mesin penggerak utama nya, tenaga nuklir ini diperoleh dari reaktor nuklir yang berada pada kapal tersebut yang dihubungkan dengan turbin uap. Tenaga uap yang dihasilkan kapal Induk tersebut selain sebagai penggerak kapal juga digunakan sebagai sumber tenaga listrik serta digunakan juga sebagai pengatur tekanan pada catapult kapal induk untuk meluncurkan pesawat.
Pada Armada Amerika serikat kapal ini diberi kode CVN (Carrier Vessel Nuclear) contoh kapal induk nuklir adalah:
Kapal Republik Indonesia Induk Nusantara
Rancangan Kapal Induk ini nanti akan di lengkapi dengan mesin/turbin uap bertenaga nuklir sebagai mesin penggerak utama nya, tenaga nuklir ini diperoleh dari reaktor nuklir yang berada pada kapal tersebut yang dihubungkan dengan turbin uap. Tenaga uap yang dihasilkan kapal Induk tersebut selain sebagai penggerak kapal juga digunakan sebagai sumber tenaga listrik serta digunakan juga sebagai pengatur tekanan pada catapult kapal induk untuk meluncurkan pesawat.
Pada Armada Amerika serikat kapal ini diberi kode CVN (Carrier Vessel Nuclear) contoh kapal induk nuklir adalah:
- USS Ronald Reagan, USS Kitty Hawk, USS Enterprise
- USS Enterprise (CVN-65), launched in 1960, the first nuclear-powered aircraft carrier
- USS America (CV-66), launched in 1964
- USS John F. Kennedy (CV-67), launched in 1967
All ten Nimitz-class nuclear-powered aircraft carriers:
- USS Nimitz (CVN-68), launched in 1972
- USS Dwight D. Eisenhower (CVN-69), launched in 1975
- USS Carl Vinson (CVN-70), launched in 1980
- USS Theodore Roosevelt (CVN-71), launched in 1984
- USS Abraham Lincoln (CVN-72), launched in 1988
- USS George Washington (CVN-73), launched in 1990
- USS John C. Stennis (CVN-74), launched in 1993
- USS Harry S. Truman (CVN-75), launched in 1996
- USS Ronald Reagan (CVN-76), launched in 2001
- USS George H.W. Bush (CVN-77), launched in 2006
- Gerald R. Ford-class nuclear-powered aircraft carriers:
- USS Gerald R. Ford (CVN-78) NOTE: Under Construction
- USS John F. Kennedy (CVN-79) NOTE: Under Construction
KRI Induk Nusantara & Kapal Selam |
Dengan adanya pemusatan populasi di daerah dekat lautan, keberadaan AL
dapat mempengaruhi peristiwa dunia. Serangan dari laut merupakan salah
satu hal vital dalam strategi militer. AL dapat menyediakan sarana bagi
angkatan lain untuk melakukan penyerangan lanjutan, seperti ”tempat
tinggal” yang aman bagi tentara, pelabuhan dan lapangan terbang di
lautan.
KRI Nusantara General Characteristics |
Hal ini dapat dipenuhi dengan adanya kapal induk. Sebuah kapal induk
kelas ini dapat mengangkut lebih dari 100 pesawat dan 8.000 tentara.
Sebuah kapal induk dengan 70 pesawat militer dapat mengirimkan lebih
dari 250 serangan sehari terhadap target di daerah pesisir.
Akan tetapi, target dengan jarak yang relatif jauh masih dapat diserang, bukan hanya di daerah pesisir. Sebuah kapal induk biasanya membawa stok bom lebih dari 9.000 buah.
Perbandingan Ukuran KRI Nusantara dengan Kapal Raksasa Lainnya.
Akan tetapi, target dengan jarak yang relatif jauh masih dapat diserang, bukan hanya di daerah pesisir. Sebuah kapal induk biasanya membawa stok bom lebih dari 9.000 buah.
Perbandingan Ukuran KRI Nusantara dengan Kapal Raksasa Lainnya.
Strategi Pembuatan KRI Nusantara:
- Mempelajari dan meneliti kapal induk bertenaga nuklir di negara-negara maju dengan cara mengirimkan para pelajar, peneliti dan perwira militer untuk menimba ilmu pengetahuan-teknologi dalam bidang ini.
- Pembuatan Institusi Pendidikan, Riset dan Pengembangan dalam bidang Perkapalan Modern
- Pembuatan dan Pengembangan Industri Perkapalan dalam negeri yang melibatkan sektor swasta
- Sinergi antara pihak militer dan pihak industri pertahanan
General Characteristics:
Type : Giant Double Deck- Nuclear Aircraft Carrier
Displacement : 400.000 Tons
Length : 600 m
Propulsion:
6 × Mini Nuclear Reactors
12 × Steam turbines
(800 MW)
Speed: 60+ knots
Marine technology is defined by WEGEMT (a European association of 40 universities in 17 countries) as “technologies for the safe use, exploitation, protection of, and intervention in, the marine environment.” In this regard, according to WEGEMT, the technologies involved in marine technology are the following: naval architecture, marine engineering, ship design, ship building and ship operations; oil and gas exploration, exploitation, and production; hydrodynamics, navigation, sea surface and sub-surface support, underwater technology and engineering; marine resources (including both renewable and non-renewable marine resources); transport logistics and economics; inland, coastal, short sea and deep sea shipping; protection of the marine environment; leisure and safety.
Type : Giant Double Deck- Nuclear Aircraft Carrier
Displacement : 400.000 Tons
Length : 600 m
Propulsion:
6 × Mini Nuclear Reactors
12 × Steam turbines
(800 MW)
Speed: 60+ knots
Marine technology is defined by WEGEMT (a European association of 40 universities in 17 countries) as “technologies for the safe use, exploitation, protection of, and intervention in, the marine environment.” In this regard, according to WEGEMT, the technologies involved in marine technology are the following: naval architecture, marine engineering, ship design, ship building and ship operations; oil and gas exploration, exploitation, and production; hydrodynamics, navigation, sea surface and sub-surface support, underwater technology and engineering; marine resources (including both renewable and non-renewable marine resources); transport logistics and economics; inland, coastal, short sea and deep sea shipping; protection of the marine environment; leisure and safety.
KRI Nusantara Landing Jet |
Sebuah rencana yang harus di kasih dua jempol, tapi sayang nya rencana
besar ini pasti tidak akan terwujud dalam waktu yang singkat, karena
untuk mewujudkan impian ini sudah pasti memerlukan biaya yang sangat
besar, dengan melihat keadaan dan kondisi ekonomi negeri saat ini yang
terus carut marut..he..he …akibat korupsi yang terus tumbuh meraja lela
di seluruh negeri dan di tambah lagi banyak nya badut-badut politik
negeri ini yang selalu hiruk pikuk dengan dagelan politik nya …rasanya
rencana ini sepertinya cuma jadi mimpi pelipur lara……soalnya kapal kapal
perang kita yang ada sekarang aja semuanya beli seken.. India aja..yang
tekhnologi lebih maju dari kita lebih memilih membeli kapal induk seken
untuk memperkuat armada lautnya….akhirnya…lambat laun impian ini juga
akan mengendap di bawah meja kali ya..
Sumber:
Kaskuser
Defense Studies
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan
PT. PAL Indonesia
Sumber:
Kaskuser
Defense Studies
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan
PT. PAL Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar