ELVIPS.COM - Kemampuan rancang bangun insinyur PT Dirgantara Indonesia (PT DI) terus diasah. Ke depan, bersama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), PT DI sedang menyiapkan pesawat N245 untuk 50 penumpang setelah proyek N-219 ini.
Rencana pengembangan ini disampaikan Kepala Lapan Thomas Djamaluddin saat roll out pesawat N-219 di Bandung, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu.
“Selanjutnya, N245 untuk 50 penumpang. Ini sudah mulai disiapkan. Berikutnya generasi N270 untuk 70 penumpang,” kata Thomas Djamaluddin.
Lapan ditunjuk pemerintah lewat Peraturan Pemerintah Tahun 2008 sebagai lembaga riset dan pengembangan pesawat terbang, dan PT Dirgantara menjadi pengembang manufaktur pesawat.
“Pada 2011, Lapan secara resmi membentuk Pusat Teknologi Penerbangan,” ujar Thomas. Pembuatan pesawat N219 menjadi kerja sama perdana antara Lapan dengan PT DI.
Pengembangan N219 bersama PT DI akan menyedot dana Rp 500 miliar hingga pesawat itu mendapat sertifikasi laik terbang dari pemerintah yang ditargetkan pada 2017. Pengembangan N219 juga masih terus berlanjut dengan pengembangan variasi lainnya, sesuai kebutuhan user.
Adapun rencana pembuatan N245 sudah memasuki tahap desain lewat pengujian di fasilitas wind-tunnel atau terowongan angin. “Sudah mulai konsep desain awal, beberapa sudah mulai pengujian,” kata Thomas Djamaluddin.
Dia mengaku, biaya yang dikeluarkan masih terhitung kecil tanpa mau memerincinya. Lembaganya bersama PT DI berencana mengajukan pendanaan khusus pada pemerintah untuk membiayai pembuatan prototipe N245.
Thomas mengaku belum bisa menaksir dana yang dibutuhkan untuk pembuatan pesawat N245. “Belum ada gambaran, tapi yang jelas lebih mahal dari ini (N219),”.
Sementara Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Andi Alisjahbana, mengatakan, pesawat N245 merupakan generasi terbaru dari pesawat CN235 yang sudah diproduksi PT Dirgantara. “Kami lagi membangun pesawat CN235 yang dimodifikasi menjadi N245,” kata Andi di Bandung, Kamis, 10 Desember 2015.
Andi mengatakan, perbedaan mencolok dengan pesawat CN235 ada pada bagian ekornya. Pesawat N245 dirancang dengan memodifikasi bagian ekor pesawat CN235 yang memiliki ramp-door atau pintu belakang yang bisa dibuka. “Pintu belakang itu dicopot sehingga bisa membawa penumpang yang tadinya 42 penumpang menjadi 50 penumpang,” katanya.
Menurut Andi, ramp-door atau pintu belakang itu menjadi kelebihan CN235 untuk memenuhi fungsi ganda pesawat tersebut, yakni sebagai pesawat sipil sekaligus pesawat militer. “Pintu belakangnya besar sehingga bisa nerjuni orang. Nah, N245 itu dicabut supaya lebih ringan karena pintu itu berat,” ujarnya.
Andi mengatakan, dengan mencabut pintu besar itu, N245 dirancang lebih ringan kendati ukurannya bakal lebih panjang agar memuat penumpang hingga 50 orang.
Dia optimistis pengembangan pesawat N245 bakal lebih cepat dibandingkan saat mengembangkan N219. “Basisnya sudah ada. Tahun 2019 itu diharapkan sudah selesai dan bisa dijual,” kata Andi.
Sumber : tempo.co