ELVIPS.COM - Marinir TNI-AL punya alutsista canggih. Senjata yang mematikan ini memiliki banyak keunggulan. Sehingga membuat Marinir TNI-AL kita ditakuti dunia.
Senjata canggih ini mampu memuntahkan 40 roket secara bersamaan dalam hitungan detik, dalam jumlah banyak dan berulang-ulang. Jarak jangkaunya pun sejauh 20 km. Nama alat perang ini adalah RM-70 Grad buatan Republik Cheko.
Senjata pelontar roket itu diangkut sebuah truk besar beroda delapan. Tampilannya gagah, kekar dan garang. Itulah RM-70 Grad Multilaras, peluncur roket kebanggaan Korps Marinir TNI AL. Jika tabung peluncur terisi penuh, ada 40 roket yang siap ditembakan.
“40 Roket itu bisa menghancurkan area seluas tiga hektar,” kata Wakil Komandan Resimen Artileri I Marinir Letkol F Simanjorang.
RM-70 Grad dioperasikan empat personel. Kendaraan ini pun bisa lincah bergerak melintasi rintangan dengan kemiringan 40-50 derajat.
Peluncur roket multilaras ini membuat Indonesia termasuk militer di Asia Tenggara yang punya sejarah panjang dalam pemakaian alat tempur menakutkan itu. Sejarah mencatat, pada awalnya, Korps Marinir TNI-AL menggunakan “jasa” pelontar roket tipe BM-14/17 kaliber 140mm.
Namun pada tahun 2004, Korps Marinir kedatangan RM-70 Grad, self propelled MLRS kaliber 122mm dengan 40 peluncur roket pada setiap kendaraan.
Dibanding BM-14/17, jelas RM 70 selain lebih modern juga jauh lebih garang. Dengan basis truk Tatra 813 Kolos berpenggerak 8×8, tongkrongan sistem persenjataan asal Cekoslovakia ini memang cukup garang. Inilah self propelled pertama di lingkungan TNI yang berpenggerak 8×8, sista self propelled TNI-AD yang paling baru, Astros II MK6 asal Brazil pun hanya berpenggerak 6×6.
Tapi kembali lagi, selain platform kendaraan pengusung akan menentukan sisi mobilitas, lebih utama lagi adalah elemen roket dan peluncurnya yang menjadi komponen inti.
Dirancang oleh konsorsium DMD group, RM-70 Grad kaliber 122mm punya 40 tabung peluncur. Bobot tiap peluncur tipe 9P-152 sekitar 23 kg dengan panjang sekitar 3 meteran. Lebar tiap jajar yang berisi 10 peluncur adalah 1,45 meter. Sementara tinggi total empat jajar peluncur adalah 0,576 meter. Dengan menyertakan sistem perangkai, bobot total rangkaian peluncur RM-70 dalam kondisi kosong adalah 2,31 ton.
Selain punya mobilitas tinggi, peluncur roket tadi dapat diputar hingga membentuk sudut 70 derajat (kanan) dan 102 derajat (kiri) terhadap garis sumbu karoseri truk. Dalam operasionalnya, tabung peluncur dioperasikan dengan sistem kendali penembakan Kapustnik B dan perangkat picu tembakan 9V-170.
Kedua sistem tersebut berada di dalam kabin pengemudi. Tapi sistem peluncur dapat pula dioperasikan dari jarak jauh dengan dukungan remote control yang terhubung dengan kendaran pengangkut senjata lewat kabel pemicu tembakan sepanjang 64 meter.Untuk itu tenaga listriknya dipasok dari dua unit akumulator (aki) bertengangan 24 volt.
Karena efek semburan roket yang cukup besar, saat penembakan tak seorang awak pun diizinkan berada dalam kawasan seluas 150×60 meter di dekat kendaraan. Efek dahsyatnya semburan roket memang luar biasa, bebatuan di kawasan seluas 16×25 meter bisa berhambur keras ke segala arah.
Waktu untuk melakukan satu kali rangkaian penembakan (salvo) sekitar 18 sampai 22 detik, dengan tempo jeda antar roket 0,5 detik.Saat dipakai untuk menghajar target dengan jarak maksimum 20,75 km, butuh waktu 77 detik untuk menghabiskan 40 roket tanpa henti. Tiap roket RM-70 dapat mengubah status operasionalnya dari kondisi lintas di jalan raya ke posisi siap tembak dalam tempo 2,5 menit. Sementara proses kebalikannya sedikit lebih lama, yakni 3 menit.
Berada dalam platform truk Tatra 813, menjadikan RM70 dapat digelar di medan yang sulit sekalipun
Roket
Panjang roket RM-70 hampir sama dengan panjang tabung peluncur. Agar gerakan stabil, setiap roket punya empat sirip ekor. Paduan sirip dan gerak putar pelan membuat tingkat akurasi pada target cukup tinggi. Ada 3 jenis roket amunisi RM-70, masih dalam koridor kaliber 122mm, ada yang berhulu ledak HE (high explosive)-fragmentation, ada roket Agat berhulu ledak kargo dengan memuat bom mini, kemudian ada roket Krizna, yakni berhulu ledak kargo yang isinya ranjau anti tank.
Setiap roket punya bobot 66 kg. Komponennya terdiri dari hulu ledak seberat 18,3 kg, lalu ada motor roket dengan double base solid propellant seberat 20,5 kg. Sisanya adalah cangkang roket. Dimensi panjang roket keseluruhan adalah 2,88 meter dan lebar rantang sirip 0,226 meter.
Dengan kecepatan jelajah 2.516 meter per jam, maka jarak jangkau roket bisa mencapai 20,75 km. Saat terdetonasi, hulu ledak bisa menghamburkan 3.150 serpihan kecil baja yang terserak hingga radius 28 meter. Mau tahu seberapa besar area kehancuran dari RM-70? Jika diopersikan secara tepat, dipastikan area seluas 3 hektar akan luluh lantak akibat ulah roket multi laras ini.
Sedemikian mematikannya RM-70, sistem persenjataan ini tak pelak selalu diandalkan dalam setiap ajang latihan tempur, termasuk dalam tingkat latihan gabungan TNI yang diadakan secara rutin. Dalam sebuah operasi militer untuk merebut daerah yang dikuasi lawan, tembakan pertama memang dilancarkan oleh tank-tank amfibi yang baru saja mendarat di pantai.
Lalu berikutnya resimen artileri yang akan ambil bagian. Selain mengandalkan meriam Howitzer LG-1 MK II kaliber 105mm, sudah barang tentu unsur deteren juga ditampilkan, tak lain RM-70 Grad. Menyadari bahwa truk platform pengusung RM-70 tidak punya kemampuan amfibi, dalam gelar operasinya RM70 dibawa dari LPD (landing platform dock) ke pantai dengan menumpang LCU (landing craft utility).
Seperti halnya BM-14, RM-70 Grad juga menjadi arsenal persenjataan pada Batalyon Roket Pasukan Marinir (Pasmar), yakni Pasmar-1 di Surabaya dan Pasmar-2 di Jakarta. Bila satu baterai (kompi) BM-14 terdiri dari 6 unit peluncur, maka satu baterai RM-70 terdiri dari 4 empat peluncur.
Resimen Artileri Marinir memiliki 18 unit senjata mematikan buatan Republik Ceko ini sejak tahun 2004. Menjadi salah satu andalan Resimen Artileri Marinir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar