ELVIPS.COM - Pernah mendengar tentang mobil bertenaga angin? Tentu anda belum banyak mendengar berita menganai mobil ini. Kebanyakan mobil dan kendaraan lain yang berseliweran di jalanan kota menggunakan bahan bakar minyak atau gas.
Kesemuanya menggunakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui kembali. Suatu saat jika sumber minyak bumi sudah habis, akan banyak kendaraan yang tidak dapat dipakai kembali. Lain halnya jika menggunakan kendaraan berbahan bakar angin.
Angin atau udara di Bumi ini tidak akan pernah habis. Kita dapat memanfaatkannya kembali jika kita ingin menggunakannya. Salah satu contoh kendaraan yang menggunakan tenaga angin adalah kendaraan ciptaan seorang dokter bernama Dokter Helmi Dja’far.
Sekilas mobil ini terlihat seperti mobil jadul yang berdimensi kecil. Namun jangan salah, ternyata mobil yang wajahnya seperti bajaj ini memiliki mesin berbahan bakar angin rancangan beliau sendiri.
Mobil Bertenaga Angin Buatan Indonesia Dokter Helmi Dja’far, penemu Mobil Bertenaga Angin Teknologi yang digunakan dalam mobil bertenaga angin ini tergolong baru dan mungkin masih tergolong yang pertama di dunia.
Bayangkan saja jika kita dapat berkendara dengan menggunakan tenaga angin. Pastilah biaya yang dikeluarkan akan sangat murah. Beberapa dari anda mungkin membayangkan bahwa mobil ini akan memiliki layar besar untuk membantunya bergerak. Namun kenyataannya tidak ditemui adanya layar menjulang dari mobil kecil berwarna hijau ini.
Berawal dari hobinya yang suka otak-atik segala hal, beliau memanfaatkan limbah mobil bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Mobil bekas ini dibelinya dengan harga sekitar Rp 7.5 jutaan yang kemudian dipreteli hingga sedemikian rupa. Mesin dan bodi mobil di lepas sehingga menyisakan rangka dan bodi bagian depan mobil.
Bahkan ban mobil bertenaga angin ini pun telah diganti dengan ban sepeda motor yang sudah dimodifikasi. Ide pembuatan desain mobil ini didapatnya dari hasil karya putranya yang masih duduk di kelas 5 SD.
Di bagian belakang mobil ini terdapat tabung udara besar yang biasa ditemui di rumah sakit. Tabung udara ini dapat diisi dengan udara hingga bertekanan 40 bar.
Dengan menggunakan uang hasil keringatnya sendiri, pak Dokter ini mulai membangun mobil impiannya bersama beberapa teman. Tak kurang Rp 300 juta sudah keluar untuk biaya riset dan pembangunan mobil ini. Mulai dari mesin generasi pertama yang memiliki dimensi besar sehingga kurang praktis, sampai sekarang memiliki dimensi mesin yang jauh lebih kecil.
Meskipun demikian mesin kecil ini justru jauh lebih bertenaga dan juga lebih irit dibandingkan mesin yang lebih besar. Prinsip kerja yang digunakan dalam mobil ini sebenarnya cukup sederehana, yakni dengan memanfaatkan udara yang memuai di dalam mesin.
Pemuaian ini nantinya akan menggerakkan roda gigi sehingga mobil dapat berjalan. Sekedar informasi saja, bahwa mobil ini sanggup berlari hingga lebih dari 70 km/jam. Kecepatan yang sangat luar biasa untuk ukuran prototype mobil bertebaga angin.
Mekanisme Kerja Mesin Mobil Bertenaga Angin Sayangnya dokter Dja’far masih merahasiakan mekanisme kerja mesin penggerak tenaga angin ini. Dia takut kalau hasil karyanya ini nanti dibajak oleh negara lain. Bahkan ketika dikonfirmasi oleh wartawan, pak dokter ini justru berkelakar bahwa mesin mobilnya menggunakan bantuan jin untuk membantunya bergerak.
Hal ini tentunya menarik rasa penasaran baik peneliti dari dalam negeri bahkan hingga peneliti dari luar negeri. Beberapa waktu lalu dikabarkan bahwa ada perusahaan besar yang akan membeli mobil ini dengan harga hingga Rp 50 milyar. Namun pak dokter sendiri masih enggan menjual hasil karyanya.
Alasanya adalah takut jika hasil karyanya ini dibajak oleh orang lain. Padahal jika benar-benar diproduksi, biaya pembuatan mobil ini bahkan bisa ditekan hingga tidak lebih dari Rp 50 juta saja. Jauh lebih murah dari harga mobil baru 2015 atau mobil LCGC termurah sekalipun.
Mesin Mobil Bertenaga Angin Namun tentu saja mobil ini masih memiliki kelemahan, yakni terbatasnya daya jelajah. Satu tabur udara besar berkapasitas besar tersebut hanya dapat membawa mobil ini melaju hingga jarak kurang dari 10km. yang artinya setiap 10km mobil ini harus diisi ulang dengan udara.
Mungkin hal ini akan sangat cocok jika dikembangkan menjadi moda kendaraan umum seperti TransJakarta yang memiliki stasiun pengisian angin di setiap haltenya. Tentunya pengisian angin ini akan jauh lebih singkat daripada harus mengisi atau recharge ulang listrik pada mobil bertenaga elektrik.
Di masa depan jika mobil ini benar-benar akan diproduksi masal, tentunya polusi di bumi dapat ditekan lebih jauh lagi. Udara di kota-kota besar seperti di Jakarta akan kembali segar dan bersih.
Tentunya mesin bertenaga udara ini tidak membutuhkan biaya dalam pengoperasiannya. Selain ramah lingkungan, biaya operasional yang murah, dan tentu saja dengan adanya mobil bertenaga angin ini nantinya masyarakat tidak akan dibingungkan dengan biaya kenaikan BBM seperti yang sudah-sudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar