ELVIPS.COM – Sebelum semua membaik, maka keadaan akan memburuk terlebih dahulu. Seberapa buruk situasi itu? Hal itu tergantung dari reaksi mereka yang diberi informasi atau publik yang tidak tahu apa-apa.
Serangan teroris di Paris kemarin menekankan bagaimana kondisi ini dibiarkan memburuk dan terus dibiarkan memburuk meskipun retorika seharusnya melakukan yang sebaliknya.
Catatan penting, bahwa CIA adalah pencipta Al-Qaeda dan ISIS, dan harus kita ketahui bagaimana mereka memanipulasi agar kita terlibat PERANG. Kebanyakan orang ingin Islamo-fasis ini dihapus dari muka bumi dan otomatis akan mendukung konflik lain yang pada akhirnya bagi Rothschild akan menghasilkan seorang diktator boneka baru yang akan berkuasa di Suriah. (Keluarga Rothschild, dikenal dengan sebutan Wangsa Rothschild, atau the Rothschilds saja, adalah sebuah dinasti bankir Yahudi-Jerman di Eropa yang mendirikan berbagai bank dan institusi keuangan Eropa pada akhir abad ke-18). (Baca juga: James Fetzer; AS dan Israel Dua Negara Teroris)
Ini adalah sesuatu yang telah CIA dan MOSSAD lakukan lagi dan lagi di Timur Tengah. Dimulai sejak tahun 1953 ketika CIA menggulingkan Mohammed Mossadegh yang terpilih secara demokratis melalui sebuah kudeta miiliter, setelah ia megancam akan manasionalisasikan perusahaan minyak Inggris.
CIA menggantikannya dengan seorang diktator, yaitu Shah Iran, dimana polisi rahasianya, SAVAK, adalah orang-orang brutal seperti Gestapo. Dan di saat yang sama, program pengendalian pemikiran, MK ULTRA, didirikan. Didanai sebagian oleh yayasan Rockefeller and Ford, yang risetnya meliputi, propaganda, cuci otak, hubungan masyarakat, periklanan, hipnosis, dan berbagai bentuk pengendalian pemikiran lainnya. (Baca juga: Jejak Pengabdian Saudi Kepada Barat dan Zionis)
Pengendalian pemikiran adalah sesuatu yang NYATA. Bagaimana para islam radikal ini sampai-sampai rela melakukan bunuh diri adalah reaksi dari bagaimana MK ULTRA bekerja pada mereka. Sebelum 1953, tidak pernah ada yang namanya “bom bunuh diri”, selain dari Kamikaze. Tapi kita semua menyaksikan banyak sekali (bom bunuh diri) semenjak awal tahun 1980 an.
CIA telah terbukti berkali-kali mendanai musuh kita dan melaksanakan aksi teroris untuk kepentingan kepentingan besar Amerika dan bank-bank internasional, termasuk operasi CIA, Gladio. CIA berada di balik pemboman stasiun kereta api Bologna pada tahun 1980.
Lihat Operasi Gladio CIA
Di tahun 2000, ada 7 negara dimana Rothschild tak memiliki satupun Central Bank, dan negara-negara itu antara lain, Afghanistan, Iraq, Sudan, Libya, Kuba, KoreaUtara, dan Iran.
Adalah bukan suatu kebetulan bahwa negara-negara yang disebutkan diatas dari dulu dan hingga saat ini masih selalu diserang oleh propaganda media barat. Dan alasan utama mengapa negara-negara itu dijadikan target adalah karena mereka tidak mengizinkan berdirinya Central Bank milik Rothschild.
Langkah pertama untuk bisa memiliki sebuah Central Bank di suatu negara adalah dengan memaksa mereka untuk menerima pinjaman yang sangat besar, yang akan menempatkan negara tersebut dalam hutang mendalam kepada Central Bank dan kemudian negara tersebut akan berada di bawah kendali Rothschilds.
Jika negara yang dimaksud tidak mau menerima pinjaman, maka pemimpin dari negara yang bersangkutan akan dibunuh dan pemimpin baru yang merupakan aliansi Rothschild akan ditempatkan dalam posisi tersebut. Dan jika pembunuhan tidak berhasil, maka negara tersebut akan diserang dan Central Bank akan dipaksa untuk didirikan, dan semua itu akan dilakukan dibawah nama terorisme.
Central Bank (Bank sentral) adalah sebuah Bank swasta yang diciptakan dan dimiliki secara ilegal oleh keluarga perbankan Rothschild. Keluarga itu telah ada selama lebih dari 230 tahun dan telah membuat jalan ke setiap negara di planet ini, mengancam setiap pemimpin dunia dan pemerintah serta kabinet mereka dengan kematian kehancuran baik secara fisik maupun ekonomi, dan kemudian menggantikan posisi mereka dengan orang-orangnya di bank-bank sentral untuk mengontrol dan mengelola buku saku masing-masing negara.
Lebih buruknya adalah, walaupun Rothschilds mengendalikan intrik setiap pemerintah di tingkat makro, dan tidak mengurus di tingkat mikro, tapi mereka tetap akan menyingkirkan per individu jika sudah dianggap bertindak terlalu jauh.
Serangan 11 September adalah sebuah pekerjaan orang dalam dengan tujuan menyerang Afghanistan dan Irak untuk kemudian mendirikan Bank Sentral di negara-negara tersebut. Saya (penulis) menduga, hal ini sama benar dengan serangan teror kemarin di Paris. Waktu nanti yang akan menjawabnya.
Hari ini, negara-negara yang tersisa tanpa memiliki Central Bank yang dimiliki oleh keluarga Rothschild hanyalah, Kuba, Korea Utara, Iran.
Kuba mulai dekat terhadap kapitulasi yang diinginkan Rothschild. Namun hal yang sama tidak bisa dikatakan untuk Korea Utara dan Iran sehingga perang terhadap mereka akan selalu dikobarkan, seperti yang bisa kita lihat di Suriah, dalam waktu yang belum terlalu lama.
Setelah menghasut dan menciptakan demonstrasi dan kerusuhan di negara-negara Arab, Rothschild akhirnya membuka jalan mereka untuk mendirikan Central Bank, dan menyingkirkan banyak pemimpin, dimana hal itu menempatkan mereka ke dalam kekuasaan lebih besar.
Jenderal Wesley Clark mengungkapkan bahwa agenda kebijakan luar negeri AS adalah untuk mengambil alih tujuh negara tersebut dalam lima tahun. Lihat “Kami akan mengambil 7 negara dalam 5 tahun: Irak, Suriah, Lebanon, Libya, Somalia, Sudan & Iran
Negara-negara ini disebutkan oleh Jenderal Clark dalam wawancara tahun 2007 dengan Amy Goodman dalam Demokrasi Now mengenai agenda sesungguhnya di balik serangan 9/11 (Baca juga: AS Rencanakan Penggulingan Bashar Assad Sejak 9/11):
“Saya bertanya, “Apakah kita masih akan berperang dengan Irak?” dan ia menjawab, “Oh, ini lebih buruk daripada itu.” Ia kemudian mendekati meja, mengambil beberapa lembar kertas, dan kemudian berkata, “aku baru saja mendapatkan ini dari atas (yang berarti kantor Menteri Pertahanan) hari ini,” dan ia melanjutkan, “ini adalah sebuah memo yang mendiskripsikan bagaimana kita akan mengambil alih 7 negara dalam lima tahun, dimulai dari Irak, kemudian Suriah, Lebanon, Libya, Somalia, Sudan dan terakhir, Iran.” Aku kemudian bertanya, “Apakah ini rahasia?” ia mengatakan,”Ya, Pak.” Lalu aku mengatakan lagi, “Kalau begitu jangan tunjukkan padaku.” Dan aku melihatnya (orang tersebut), sekitar satu tahun lalu atau lebih, dan aku berkata, “Kau ingat itu?” dan ia menjawab, “Pak, saya tidak menunjukkan memo itu kepada anda! Saya tidak menunjukkannya pada anda!”
Timur tengah sengaja dikacaukan, pertama dengan Bush dan kebohongan tentang “senjata pemusnah massal” dan yang terbaru saat Obama menarik pasukan dari Irak.
Lalu ada Benghazi. Khaddafi yang dikesankan sebagai tiran, kemudian Saddam Hussein, keduanya digulingkan untuk menciptakan kevakuman yang kemudian diisi oleh kaum radikal dan opsi hitam CIA.
Yang benar adalah Khaddafi membuat kaum radikal tak berkutik. Menghapus “tiran” ini telah menciptakan kekacauan yang berlangsung hari ini. Meninggalkan sebuah pesan – Selamat datang di Tatanan Dunia Baru (New World Order). (Baca juga: Lavrov ; Rusia Cegah Skenario Libya di Suriah)
Alasan palsu yang dibuat Bush, membawa kita kedalam perang itu, dan kemungkinan lebih kuat lagi, alasan palsu yang sama, sekarang akan membawa kita ke dalam perang untuk menggulingkan Assad di Suriah.
Khaddafi digulingkan saat ia berniat untuk menciptakan sistem perbankan bebas hutang untuk benua Afrika dan ingin agar ekspor minyak dibayar dengan emas dan bukan dolar Amerika, dolar FIAT Rothschild.
Kinipun mereka ingin sekali lagi menggulingkan Assad demi kepentingan para elit Amerika. Inilah Tatanan Dunia Baru, dan inilah apa yang saya dan jutaan orang seperti saya selalu memperingatkan dunia mengenai hal ini. Penipuan Hegelian ini dijalankan dengan presisi Machiavellian.
Operasi Ini Berbau Operasi Hitam CIA/MOSSAD
Sejarah membuktikan hal ini, operasi CIA mengikuti naskah berulang yang sama. Pertama, kepentingan bisnis Amerika di luar negeri terancam oleh seorang pemimpin rakyat atau yang terpilih secara demokratis. Orang-orang mendukung pemimpin mereka karena ia bermaksud untuk melakukan reformasi negara, memperkuat persatuan, mendistribusikan kekayaan negara untuk rakyat, menasionalisasi industri milik asing, dan mengatur bisnis untuk melindungi pekerja, konsumen dan lingkungan dalam negeri.
Jadi, atas nama bisnis Amerika, dan seringkali dengan bantuan mereka, CIA memobilisasi pihak oposisi. Pertama, mereka mengidentifikasi kelompok-kelompok dalam negeri (biasanya militer), dan menawarkan kesepakatan: “Kami akan menempatkan kalian dalam kekuasaan jika kalian menciptakan situasi usaha yang menguntungkan bagi kami.” Badan intellijen tersebut kemudian mempekerjakan, melatih dan bekerja dengan mereka untuk menggulingkan pemerintah yang ada (biasanya pemerintahan demokrasi). (Baca juga: Kerjasama Intelijen Israel-Turki untuk Membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad)
Menggunakan setiap trik dalam buku mereka, yaitu propaganda, boneka kotak suara, pemilu yang dibeli, pemerasan, surat kaleng, intrik seksual, cerita palsu tentang lawan di media lokal, infiltrasi dan gangguan dalam partai politik, penculikan, pemukulan, penyiksaan, intimidasi, sabotase ekonomi, regu kematian dan bahkan pembunuhan.
Upaya ini kemudian berujung pada kudeta militer, yang kemudian menempatkan seorang diktator. CIA melatih aparat keamanan diktator untuk menindak musuh tradisional dari bisnis besarnya, menggunakan interogasi, penyiksaan dan pembunuhan.
Korban biasanya hampir selalu petani, moderat, pemimpin serikat buruh, lawan-lawan politik dan pendukung kebebasan berbicara dan demokrasi. Kemudian semua itu disusul dengan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.
Skenario ini telah diulang berkali-kali. CIA sebenarnya melatih orang-orang ini di sebuah lembaga pendidikan khusus, “School of the Americas” yang terkenal itu.
Dibuka di Panama tetapi kemudian dipindahkan ke Fort Benning, Georgia. Kritikus menjuluki Schools of Americas sebagai “Sekolah para diktator” dan “Sekolah para Assassins.” Di sini, CIA melatih para perwira militer Amerika Latin bagaimana melakukan kudeta, termasuk penggunaan interogasi, penyiksaan dan pembunuhan.
The Association for Responsible Dissent memperkirakan bahwa pada tahun 1987, 6 juta orang telah meninggal sebagai akibat dari operasi rahasia CIA. Mantan pejabat Departemen Luar Negeri, William Blum menyebutnya sebagai sebuah ” Holocaust Amerika.”
Negara tidak beruntung yang jadi target untuk berbagai alasan, tidak hanya karena negara itu akan menjadi ancaman bagi kepentingan bisnis Amerika di luar negeri, tetapi juga karena adanya reformasi sosial liberal atau bahkan moderat, ketidakstabilan politik, atau keengganan pemimpin negara itu untuk melaksanakan perintah Washington, seperti halnya yang terjadi di Suriah.
Yang ironis tentang semua intervensi ini adalah bahwa intervensi itu dalam beberapa kali, gagal untuk mencapai tujuan Amerika (menjadi efek bumerang). Seringkali diktator baru yang dipasang, “keenakan” dengan aparat keamanan yang telah dibangun CIA untuknya. Dia menjadi seorang ahli dalam menjalankan negara politik.
Dan karena diktator itu tahu, ia tidak bisa digulingkan, ia menjadi independen dan menantang kemauan Washington. CIA yang kemudian menyadari diktator barunya tidak bisa digulingkan, sebab polisi dan militer yang berada di bawah kendali kediktatorannya, takut untuk bekerja sama dengan mata-mata Amerika karena takut penyiksaan dan eksekusi, maka opsi kedua yang diambil oleh Amerika ketika telah sampai ke titik ini adalah menyatakan perang. Contoh nyata untuk efek bumerang ini meliputi, Jendral Noriega dan Saddam Hussein.
Efek bumerang ini juga menjelaskan mengapa CIA telah membuktikan suskse besarnya dalam menggulingkan pemerintahan demokrasi, namun payah untuk bisa menggulingkan pemerintahan diktator.
WASPADALAH – PERANG TERHADAP TEROR ADALAH PENIPUAN
Suriah adalah target berikutnya dari para elit. Kita juga harus mengakui kebetulan besar dan simbolisme ISIS dalam serangan teroris kemarin di Paris.
Contoh simbolisme yang sama juga terdapat pada tanggal 11/9.Itu adalah tanggal terkenal dalam sejarah Islam. Ini adalah tanggal yang Hilaire Belloc (1870-1953) menulis dalam “The Great Heresies” (1938):
“Kurang dari 100 tahun sebelum Perang Kemerdekaan Amerika, tentara Islam mengancam akan menyerbu dan menghancurkan peradaban Kristen…. konon diceritakan bahwa Wina hampir dikuasai dan hanya berhasil diselamatkan oleh tentara Kristen di bawah komando Raja Polandia pada tanggal yang seharusnya menjadi salah satu tanggal paling terkenal dalam sejarah – 11 September 1683. “
Muslim Turki Utsmani mendominasi Belgrade, Serbia, sejak 1521. Pada tahun 1691, Austria membantu membebaskan Belgrade, tapi Muslim Turki Ottoman merebut kembali dan menghancurkan bangunan disana hingga rata dengan tanah.
Lalu kemudian Patriark Ortodoks Serbia memimpin ribuan orang mengungsi ke Kekaisaran Hapsburg Austria dalam “Migrasi Agung Serbia” pertama. Kemudian Pangeran Eugene Habsburg Savoy memimpin Liga Kudus untuk melawan serangan Turki tersebut. Kehilangan 500 laki-laki, mereka membunuh 30.000 orang Turki di salah satu kekalahan terburuk kekaisaran Ottoman dalam sejarah, Pertempuran Zenta, 11 September 1697.
Dan kemudian, tentu saja,11 September 2001, teroris yang mengatas namakan Islam, dikatakan membajak pesawat penumpang dan menabrakkannya ke gedung WTC.
Dalam puing-puing berdebu hasil kremasi dari pesawat luar negeri yang menabrak gedung hingga hangus itu, FBI ingin orang-orang percaya bahwa mereka menemukan sebuah pasport milik pembajak dalam puing-puing pesawat, dan paspor tersebut dalam keadaan bersih dan utuh.
Menakjubkannya dan sedihnya, masih banyak orang yang mau percaya sandiwara ini, termasuk tidak adanya reruntuhan di Shenksville, “lokasi terjadinya kecelakaan”. Puing-puing pesawat itu ditemukan beberapa mil jauhnya dan kita diberitahu bahwa itu adalah kondisi normal akibat pesawat jatuh? Benarkah? Hal itu lebih terlihat seperti kondisi ketika sebuah pesawat yang “ditembak” jatuh.
Selain itu, FBI menyita semua video yang katanya menunjukkan sebuah rudal pesawat tak berawak menabrak Pentagon, di mana semua data yang berkaitan dengan kerugian senilai 2 triliun dolar itu hilang dari Pentagon, sebagaimana dilaporkan Rumsfeld sehari sebelum 9/11.
Apakah kita juga percaya semua kebohongan ini? Iyakah? Saya tidak. Namun jutaan orang orang benar-benar percaya apa yang pemerintahan kriminal (Amerika) rekayasa sebagai kebenaran. Bodoh sekali.
Friday the 13th memiliki makna Illuminati juga. Friday the 13th dikenal sebagai hari sial karena pada Jumat, 13 Oktober 1307 Raja Philip IV dari Perancis (Ya Perancis.) Dan Paus Clement V memerintahkan semua Templar untuk ditangkap dan dipenjarakan.
Para ksatria itu dituduh melakukan berbagai kejahatan termasuk bid’ah dan pengkhianatan. Selama dua ratus tahun Ksatria Templar telah menjadi kekuatan paling dominan di dunia Kristen, tapi setelah kehilangan Tanah Suci, pengaruh mereka mulai berkurang meskipun mereka masih memegang kekuasaan besar dan sejumlah besar kekayaan. Paus Clement berusaha untuk menggabungkan Ksatria Templar dengan ksatria kuat lainnya waktu itu, yaitu ksatria Hospitaller. Meskipun kehilangan Tanah Suci, Templar memulai sistem perbankan internasional dan melakukan pembiayaan atas perang.
Philip IV meminjam sejumlah besar uang untuk membiayai perang dengan Inggris. Seorang raja miskin dan seorang komandan militer yang bahkan lebih buruk, Philip mudah dikalahkan. Ia kemudian melihat sebuah cara untuk meraih dua kepentingan sekaligus, yaitu dengan menjilat Paus dan menghilangkan hutangnya yang besar.
Pada Jumat, 13 Oktober 1307 ia memerintahkan semua Templar ditangkap dan harta mereka disita. Mereka semua disiksa dan dibakar. Ini adalah kemudian penyebab ketika itu Gereja menjadi perusahaan terkaya di planet ini hingga hari ini.
Kita bisa berharap terorisme yang lebih parah lagi di sini, di rumah kita. Contohnya adalah kita ditipu untuk percaya bahwa dibukanya perbatasan kita adalah upaya penuh kasih untuk memberi orang tertindas dan miskin kehidupan yang lebih baik, padahal niat sebenarnya adalah untuk menyusupkan Islam radikal, pembunuh dan penjahat lainnya ke Amerika, guna menciptakan iklim yang sama seperti sekarang kita lihat di Paris.
Hukum bela diri. Inilah negara politik, yang saya dan jutaan aktivis lainnya berusaha memperingatkan.
Ini adalah konspirasi yang sangat rumit yang dibuat oleh pasukan elit gnostik intelektual Order of the Quest. Persaudaraan Kematian. Skull and Bones dan banyak komunitas rahasia lainnya yang bekerja untuk menciptakan satu negara sosialis totaliter dunia.
Sebuah TATANAN DUNIA BARU (New World Order)
Jangan tertipu saat terorisme kemudian menyerbu kita dalam beberapa hari, minggu dan tahun mendatang. Kita harus bersiap jika pemboman, pemenggalan dan kekacauan lainnya meletus.
Kita tidak harus jatuh dalam penipuan untuk pergi berperang, atau menyerahkan kebebasan kita agar kita tetap aman. Kita tidak harus merangkul kekuatan yang ingin memperbudak kita dan mengikuti siasat lama mereka untuk menghancurkan kebebasan dan kedaulatan Bangsa kita .
Kita tidak pernah boleh menyerahkan kebebasan atau senjata kita. Kita harus bekerja untuk menghancurkan semua musuh, baik asing dan domestik, termasuk yang paling penting, kekuatan gelap klandestin (modus operasi intelijen yang sangat berbahaya) dari masyarakat rahasia di balik pemerintahan bayangan Amerika.
Tapi pertama, kita harus YAKIN pada kebenaran itu sendiri, bukan propaganda kebohongan yang ditunjukkan TATANAN DUNIA BARU. (ARN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar