Para ilmuan di negeri Paman Sam itu memprediksi badai matahari bakal terjadi di Bumi selama berbulan-bulan.
ELVIPS.COM - Pemerintah Amerika Serikat bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana badai matahari dahsyat. Para ilmuan di negeri Paman Sam itu memprediksi badai matahari bakal terjadi di Bumi selama berbulan-bulan.
Bencana badai matahari ini bukanlah omong kosong. Pada 1859, Bumi dilanda badai matahari dahsyat. Jaringan telegrap yang menjadi alat komunikasi utama kala itu meledak. Sejumlah kantor telegrap bahkan terbakar. Listrik di Eropa dan Amerika Utara pun padam.
Seiring perkembangan teknologi dunia yang jauh lebih canggih pada masa kini, para ilmuwan yakin dampak badai matahari akan lebih parah daripada yang yang terjadi pada satu setengah abad silam.
Dikutip Dream dari laman Daily Mail, Jumat 6 November 2015, gelombang energi [ElectroMagnetic Pulse atau EMP) yang sangat masif dari badai matahari bisa memadamkan jaringan listrik, melumpuhkan telekomunikasi telepon seluler, transaksi elektronik kartu kredit, dan melumpuhkan jaringan internet.
Peneliti-peneliti AS memprediksi badai matahari dahsyat berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi US$2,6 triliun atau sekitar Rp35.239 triliun.
Itu hanya estimasi kerugian di AS saja. Perkiraan ini dibuat pada 2008, berdasarkan studi dari National Academy of Sciences. Laporan itu juga menyebut badai matahari bisa memadamkan listrik sampai berbulan-bulan.
Bada matahari nyaris menghantam Bumi pada 2012 silam. Namun badai itu berlalu dari orbit Bumi dan tak mengenai planet yang dihuni umat manusia ini. Dan sekarang, para ilmuwan memprediksi badai matahari akan terjadi pada 2022. Peluang terjadinya sekitar 22 persen. Atas dasar prediksi para ilmuan itu, kini Gedung Putih tengah melakukan persiapan.
"Terus terang, ini bisa menjadi salah satu bencana alam yang paling parah bahwa negara, dan dapat dialami oleh sebagian besar dunia," kata konsultan cuaca luar angkasa, John Kappenman.
John P. Holdren, Asisten Presiden bidang Direktur Sains dan Teknologi, mengatakan badai matahari dapat menimbulkan 'tantangan yang signifikan'.
"Cuaca luar angkasa adalah fenomena alami yang berpotensi menyebabkan efek kerugian besar pada perekonomian bangsa dan kesejahteraan sosial," ujar Holdren. "Ini nyata dan berbahaya, ini ancaman nyata," tambah asisten Holdrean, Bill Murtagh.
Dan pemerintah AS mulai bersiap menghadapi kemungkinan bencana ini. Enam langkah telah disiapkan. Termasuk membuat patokan untuk mengukur secara akurat ancaman itu, seperti skala Richter yang dipakai untuk mengukur gempa bumi. AS juga fokus mengembangkan teknologi peramalan.
Salah satu bahaya besar dalam cuaca luar angkasa adalah kecepatan datangnya bencana itu. Alat pendeteksi hanya mampu memprediksi bencana iru antara 15 hingga 60 menit sebelum datang ke Bumi. Artinya, bencana dari luar angkasa, seperti badai matahari ini bisa datang dengan sangat cepat.
Dan salah satu rencana pemerintah AS ini akan memungkinkan satelit baru di luar angkasa dan teknologi baru di Bumi untuk memberikan peringatan dini atas bencana itu. Pemerintah AS telah mengganti satelit-satelit tua mereka dengan yang baru untuk bisa memprediksi bada matahari dengan cepat.
Penelitian juga dilakukan untuk mengetahui kemungkinan efek terburuk bagi manusia, khususnya di AS. Sehingga pemerintah AS bisa mempersiapkan respons jika bencana itu benar-benar terjadi. Persiapan ini melibatkan seluruh elemen, mulai sekolah, akademi, badan pemerintah, media, industri asuransi, dan pihak swasta. (Ism)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar