ELVIPS.COM - Media Jokowi.Com melakukan wawancara panjang dengan Theo F.Thoemion yang menjadi 'sekondan' Mega dan pernah menjadi Ketua BKPM.
Laki-laki yang pernah menikmati bui ini memberikan sinyal yang buram tentang ekonomi dan krisis finansial secara global yang bakal meledak di bulan Oktober.
Krisis ini bakal menjadi kiamat global dan memiliki dampak yang sangat luas. Tapi Theo F.Thoemion tetap menjagokan Cina sebagai kekuatan baru yang akan menggeser Amerika.
Meskipun Cina baru saja kehilangan $ 5 triliun dolar di pasar saham hanya dalam waktu sekejap dan terjadi gejolak di Shanghai Stock Market beberapa waktu lalu dan mengibatkan kerugian 30% pada saham-saham Cina. Namun kekacauan ini hanya sedikit “guncangan” terhadap ekonomi China menuju super power dunia, kata Toemion.
Menurut F.Toemion yang diwawancarai oleh Jokowi.com hal inilah yang memberikan mendasari Jokowi mendekat ke Cina, dan membangun poros Jakarta-Beijing.
Menurut Theo F.Toemion, mengatakan dalam waktu dekat, kemungkinan pertengahan Oktober tahun 2015, akan ada sebuah pengumuman yang akan membuat heboh seluruh dunia, dan itu benar dan pasti terjadi. Tidak pernah hal seperti ini kita temui dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, tuturnya.
\
Pengumuman ini bisa jadi akan merubah sistem keuangan dunia secara massif. Mungkin saja trilyunan dolar akan berpindah tangan dalam sekejab. Ini akan menjadi sejarah yang belum pernah terjadi, dan sangat luar biasa.
“Kita harus bersiap dan waspada. Jika anda memiliki investasi saham, property, atau mungkin tabungan uang di bank, maka pengumuman ini akan menjadi seperti momentum, bagaimana nasib anda nantinya”, tambah F.Toemion.
F.Toemion menjelaskan bahwa International Monetary Fund atau IMF, Oktober nanti akan mengeluarkan sebuah kebijakan yang secara radikal akan mengubah posisi pasar uang dunia. Ada asset yang akan naik, ada juga yang akan crash. Yang jelas, akan terjadi efek domino bagi para pelaku pasar. Ada yang akan jadi kaya, ada juga yang akan rugi besar.
Dia menjelaskan, maksudnya adalah sesuatu yang bisa memindahkan uang anda dengan sangat cepat. Tercepat dari apa yang pernah saya lihat, selama menggeluti pasar uang. Semua tahu bahwa pasar uang merupakan pasar terbesar di dunia. Sangat vital keberadaannya. Jauh lebih besar dari misalnya pasar saham, bursa, serta komoditi. Pasar uang itu 200 kali lebih besar dari pada stock market”,ungkapnya.
Makanya tidak heran, jika sesuatu terjadi atas pasar yang besar ini, maka semuanya ikut terpengaruh. “Saya memprediksi bahwa nanti sekitar bulan Oktober 2015, IMF akan mentrigger perubahan dramatis buat siapa saja yang saat ini memegang US Dolar. Suka atau tidak suka, kita sedang mengarah ke sana”, tuturnya.
“Satu hal yang pasti adalah, hampir tidak ada orang yang membicarakan agenda IMF tersebut. Mungkin satu atau dua artikel singkat iya. Tapi issue ini kalah sama drama krisis Yunani misalnya. Atau gonjang ganjing Shanghai Stock Exchange. Prediksi saya, hal ini akan meledak. Lihat saja kejadian bulan January 2015 lalu di Swiss”, tegasnya.
Tanggal 15 January 2015, sekitar pukul 9.30 waktu setempat. Sama sekali tidak ada peringatan, tiba-tiba Bank Sentral Swiss mengumumkan kebijakan “depegging” Swiss Franc.
Ingat bahwa saat itu nilai Swiss Franc terikat dengan Euro, yang berarti Franc dianggap sebagai salah satu save haven currency. Suku bunganya sangat rendah, memungkinkan para traders meminjam dengan menggunakan Franc.
Kemudian dalam waktu overnight, keadaan berubah dan mengirim siapa saja yang tidak siap, masuk ke dalam masalah besar. Dalam hitungan jam, Swiss Franc mengalami apresiasi sebesar 40%.
Para pelaku pasar kemudian ramai-ramai membuang Franc karena terlalu mahal –apalagi berbicara tentang quality stock seperti Nestle, Credit Suisse, Cartier dan lain-lain. Trilyunan hanyut begitu saja. Ini adalah sebuah rekor tertinggi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, pungkasnya.
Franc dianggap sebagai mata uang teraman, maka semua meminjam dalam Franc. Tiba-tiba semua hutang-hutang mereka membengkak sebesar 40%. Bayangkan, itu mimpi buruk.
“Buat saya itu bukan hanya kekacauan, tetapi kerusuhan. Dalam beberapa jam saja, semua warga Swiss menyerbu semua mesin ATM di negeri itu. Mereka sebetulnya melihat adanya sebuah kesempatan di tengah kesempitan. Ramai-ramai, warga Swiss melakukan penarikan mata uang Euro dari ATM," imbuh Toemion.
Keesokan harinya, peristiwa itu menjadi headline di mana-mana. Tapi ingat, sebelumnya tidak ada satu pun media yang sukses meramalkan kejadian itu. Mana ada koran atau majalah, serta TV yang membahas tentang akan di depeggingnya Swiss Franc?
Mayoritas orang Indonesia menggunakan US Dolar. Hampir semua transaksi asing di luar rupiah, menggunakan US Dolar. Jika anda tahu apa yang nantinya akan terjadi dengan US Dolar bulan Oktober mendatang, dan anda tidak melakukan sesuatu, maka apapun keputusan anda nanti akan menjadi sangat terlambat.
"Ingat Amerika saja, baik swasta atau pemerintah, memiliki hutang yang 100 kali lebih besar dari hutang negara Swiss. Sementara itu ada sekitar 1 trilyun dolar mata uang Amerika yang kini beredar di seluruh penjuru dunia –setara dengan 3000 kali lebih banyak dari peredaran Swiss Franc," tambah Toemion.
Apa yang akan diumumkan oleh IMF, nantinya akan berdampak pada penggunaan US Dolar di seluruh dunia. Imbasnya tidak hanya akan dirasakan oleh para pelaku pasar, fund manager atau para trader di lantai bursa, tetapi seluruh masyarakat global akan ikut terpengaruh. Inilah arti sebenarnya dari ungkapan ketika Amerika bersin, seluruh dunia terjangkit flu.
Oktober mendatang, inilah yang akan terjadi. IMF akan mengumumkan bahwa akan ada satu lagi mata uang yang akan “ditambahkan” sebagai world curency.
Dominasi US Dolar sekitar 62%, sementara sisanya dibagi antara Euro dan Yen. Tapi sebentar lagi, prosentase tersebut akan berubah, dengan hadirnya reserve currency ke dua. Tidak ada perubahan sistem keuangan signifikan sebesar ini, yang terjadi dalam 35 tahun terakhir. Ingat, IMF hanya membahas issue ini dua kali, dalam sepuluh tahun.'
Apakah ini hanyalah sebuah langkah dari Theo F.Toemion yang ingin menyelamatkan Jokowi di tengah terus melemahnya rupiah, melambatnya ekonomi Indonesia, ketimpangan pendapatan, serta resesi yang tidak dapat dihindari lagi oleh pemerintah, dan kemungkinan kerusuhan sosial?
Sekarang kepercayaan terhadap uang rupiah kian tipis. Setiap hari orang 'membuang' rupiah mereka dan menggantinya dengan dolar. Jokowi telah mengalami 'public distrust' yang tidak dapat diselamatkan hanya dengan membuat poros 'Jakarta-Beijing'. Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar