F Media Iran: Konvoi Putra Raja Arab Biang Keladi Tragedi Mina - VIP 4LIFE TRANSFER FACTOR

Media Iran: Konvoi Putra Raja Arab Biang Keladi Tragedi Mina

TEHERAN - Media Iran menuding Mohammad bin Salman Al Saud, Wakil Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi yang juga Menteri Pertahanan, sebagai biang keladi tragedi Mina yang menyebabkan ribuan jemaah haji meninggal dunia, Kamis (24/9/2015).

Sementara media Arab Saudi membuat tulisan yang berisi permintaan agar kritikan terhadap Kerajaan Arab Saudi dihentikan.

Perang pemberitaan itu muncul setelah terjadinya insiden yang menimpa jamaah haji di Mina, Arab Saudi.

Menurut data Kerajaan Arab Saudi, insiden Mina menewaskan 717 jamaah haji.
Iran marah karena 131 jamaahnya termasuk di antara yang meninggal.

FARS, kantor berita resmi Iran, mengutip "sumber terpercaya di Arab Saudi" melaporkan, konvoi putra Raja Salman Al Saud menyebabkan kepanikan jutaan jamaah haji yang akhirnya menimbulkan situasi kacau.

FARS tidak mengungkap siapa nama "sumber terpecaya" tersebut.

FARS menulis tudingan itu pada berita berjudul "Sources Blame Saudi Deputy Crown Prince for Thursday Stampede in Mina.

Berita dengan nada yang memojokan Kerajaan Arab Saudi itu juga diberitakan oleh surat kabar berbasis di Lebanon, Al-Dyar, Kamis malam.

"Konvoi besar Mohammad bin Salman Al Saud, yang dikawal oleh lebih dari 200 tentara dan 150 polisi, menuju lokasi pelemparan jumrah. Sementara jemaah haji bergerak dari arah berlawanan, inilah yang menyebabkan kepanikan dan aksi dorong-mendorong jemaah dan memakan korban jiwa," tutur sumber tersebut.

Sumber itu juga menyebutkan, karena melibatkan wakil putra mahkota, penguasa Mekkah tidak mau menjelaskan secara gamblang sebab musabab tragedi tersebut.

"Otoritas Mekkah selanjutnya memberikan keterangan pers bahwa masalah ini harus diinvestigasi dan diputuskan oleh Raja (Salam Al Saud) sendiri," tambahnya.

FARS mengakui, tidak ada sumber lain yang bisa dikonfirmasi terkait kepastian tuduhan tersebut.

Namun, tulis FARS, sejumlah fakta memperkuat tudingan tersebut.

Terutama fakta dua jalan menuju lokasi pelemparan jumrah di Mina ditutup otoritas setempat tanpa alasan kuat.

Masih dari FARS, sebelum tragedi Mina terjadi, sejumlah saksi mata mengatakan polisi dan pasukan keamanan kerajaan mendadak menutup dua dari sedikit jalan ke lokasi ritual "rajam iblis".

Saksi mata juga mengatakan, setelah insiden penutupan tersebut, jemaah panik dan berdesak-desakan.

Selanjutnya, mereka melihat banyak tubuh jamaah yang telah menumpuk satu sama lain.
Saeed Ohadi, kepala organisasi haji Iran, menuduh Arab Saudi melakukan kelalaian sehingga terjadi tragedi memilukan.

Kelalaian yang dimaksud adalah penutupan dua jalur ke lokasi pelemparan jumrah tanpa alasan jelas.

"Di lokasi itulah tragedi itu terjadi. Di antara 1.300 korban jiwa itu, terdapat 131 orang Iran yang meninggal dunia. Sementara 150 orang Iran lainnya terluka," terangnya.

Kepala organisasi Haji Iran, Kata Ohadi, mengatakan bahwa, untuk alasan yang tidak diketahui ditutupnya dua jalur dekat lokasi pelemparan jumrah jadi penyebab tragedi Mina.
"Hal ini menyebabkan insiden tragis ini," katanya di televisi negara Iran, menurut kantor berita Associated Press.

Iran sejak kemarin meminta pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab atas meninggalnya ratusan jamaah haji meninggal dunia.

Kerajaan Arab Saudi, sejauh yang bisa dipantau, belum menanggapi tudingan Iran.
Versi Saudi.

Dalam keterangan resmi, Kerajaan Arab Saudi melalui Menteri Kesehatan Khaled al Falih menjelaskan penyebab Tragedi Mina.

Menteri tersebut menilai musibah tidak akan terjadi jika para jemaah ikuti aturan.
Dalam siaran televisi, Khaled mengatakan, "Banyak jamaah yang bergerak tanpa mengikuti waktu yang telah ditentukan oleh penyelenggara."

Khaled juga menilai, pelanggaran yang dilakukan itu adalah penyebab utama dari musibah yang terjadi di Mina dan menewaskan lebih dari 700 orang tersebut.

Lebih jauh, Khaled bahkan menuding jika para jamaah mengikuti aturan yang berlaku maka musiab itu tidak akan terjadi.

"Musibah ini tidak akan terjadi jika para jemaah ikuti aturan," tutup Khaled.

Pembelaan Media

Jika media Iran menyerang Saudi, sebaliknya dengan Arabnews.com.

Dalam editorialnya edisi Jumat (25/9/2015), Arabnews.com meminta kepada semua pihak agar berhenti melakukan kritik.

Menurut mereka upaya lebih telah dilakukan pemerintah Arab untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan, operasi besar-besaran yang dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi untuk memastikan haji aman dan nyaman tidak dapat diabaikan.

Mereka juga menyororoti prilaku para peziarah dan disiplin mereka yang perlu disorot. Peziarah membawa tas sambil berjalan dan tidak mengikuti instruksi aparat.

Kerajaan Saudi mereka katakan telah menghabiskan miliaran riyal untuk manajemen haji dan mengerahkan sumber daya terbaik untuk melaksanakan proyek raksasa di tempat-tempat suci.

Kerajaan Saudi menganggap tugas ini sebagai tugas utama mereka untuk melayani umat Islam seluruh dunia.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan desak-desakan jamaah haji jadi penyebab terjadinya bencana.

Juru bicara Kementerian, Mayjen Mansour al-Turki, mengatakan suhu ekstrim dan kelelahan juga jadi faktor terjadinya bencana.

Pemerintah Saudi juga diklaim tidak mendapat keuntungan besar dari operasi haji yang sangat besar.

Penanganan dua atau tiga juta umat Islam dari 164 negara dan budaya yang berbeda adalah tugas yang sulit.

Tidak ada seorang pun di dunia ini memiliki pengalaman otoritas untuk memastikan para peziarah aman.

Ini merupakan prestasi organisasi fenomenal. Kesejahteraan dan keamanan seperti konsentrasi besar orang di sebuah daerah yang relatif kecil adalah usaha besar.

Selam musim haji dibutuhkan 10 juta meter kubik air. Lebih dari 800 penerbangan per hari mendarat di Bandara Internasional Jeddah King Abdulaziz - yang bekerja hampir dua pesawat per menit selama periode 24-jam.
\
Haji juga harus dipastikan bebas dari kegiatan politik. Suhu ekstrim juga menjaid tantangan tahun ini.

Setelah bencana jatuhnya crane dua minggu lalu, Raja Salman, langsung mengambil tindakan tegas. Hal yang sama juga dilakukan saat terjadi tragedi Mina kemarin.

Investigasi

Raja Saudi Arabia, Salman bin Abdulaziz Al Saud, memerintahkan investigasi terjadinya tragedi Mina yang terjadi Kamis, (24/9/2015).

Raja Salman memerintahkan peninjauan kinerja manajemen haji apakah seluruh prosedur untuk jamaah haji tahunan ini telah berjalan sesuai prosedur.

Raja juga memerintahkan semua instansi bersangkutan untuk melaksanakan suatu penyelidikan dengan cepat.

Raja Salman, yang juga Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, memberi perintah dalam sebuah pertemuan dengan pangeran, menteri dan pejabat senior pemerintah dan militer serta ulama.

Hadir dalam pertemuan itu juga Mufti Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh, yang datang untuk menyambutnya pada kesempatan Idul Adha di Mina Palace.

DI awal pidatonya, Raja Salman disambut warga Saudi dan jamaah haji . Ia menyampaikan belasungkawa atas kematian peziarah, berdoa kepada Allah SWT agar korban meninggal diterima amal ibadahnya dan yang terluka segera sembuh.

Raja Salman juga memerintahkan untuk memeriksa apakah organisasi tawafa dan lembaga lainnya yang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan haji telah bekerja dengan benar.

"Kami telah menginstruksikan instansi terkait untuk meningkatkan standar organisasi dan manajemen dari pergerakan jamaah. Kami akan bekerja, insya Allah, untuk mengatasi semua hambatan dan kesulitan sehingga memungkinkan para peziarah untuk melakukan ritual mereka dalam kemudahan dan kenyamanan, " kata Raja Salman dalam pidatonya.

"Terlepas dari temuan investigasi, kami tidak akan menghentikan proses peningkatan mekanisme dan gaya berfungsi selama musim haji. Tanggung jawab kami dan kewajiban dalam melayani tamu Allah sangat besar dan kami melihatnya sebagai suatu kehormatan, " kata Raja.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Imune Revolution

Tentang Transfer Factor