F Militer Turki Ngamuk, ISIS Berantakan Dihajar dari Darat dan Udara, 590 Militan Ditahan - VIP 4LIFE TRANSFER FACTOR

Militer Turki Ngamuk, ISIS Berantakan Dihajar dari Darat dan Udara, 590 Militan Ditahan

ELVIPS.COM- Pemerintah Turki akhirnya ikut berperang melawan militan Islamic State (IS) atau yang lebih dikenal dengan ISIS. Jumat (24/7) jet tempur Turki menggempur markas ISIS di Syria.
Ada tiga pesawat F-16 yang diterjunkan untuk mengebom beberapa titik pangkalan militan ISIS. Tiga pesawat perang tersebut diberangkatkan dari Kota Diyarbakir sejak pagi buta dan menjatuhkan empat guided bomb unit (GBU).
Penggempuran itu terjadi setelah pasukan perbatasan Turki bentrok dengan pasukan ISIS Kamis (23/7) di wilayah Kilis. Masing-masing satu orang tentara Turki dan militan ISIS tewas. Itu adalah kali pertama pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan konflik secara terbuka dengan ISIS.
Sebelumnya, pada Senin (20/7/15), sebuah ledakan di perbatasan merenggut nyawa 32 aktivis. Pelakunya diduga juga anggota ISIS. Kamis petang rapat darurat digelar dan dipimpin secara langsung oleh Perdana Menteri (PM) Ahmet Davotoglu di Ankara sebelum akhirnya diputuskan untuk menyerang esoknya.

PM Turki Ahmet Davutoglu (tengah) dalam pertemuan membahas masalah keamanan di Ankara, Turki, Kamis (23/7). (Hakan Goktepe/Reuters)
’’Operasi dilakukan dengan target area Daesh (ISIS, Red) di dalam perbatasan Syria. Pemerintah Republik Turki akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi keamanan nasional,’’ ujar pihak pemerintah Turki.
Bom dijatuhkan tepat pukul 04.00 waktu setempat dan seluruh pesawat kembali ke pangkalan dengan selamat. Seluruh serangan dilakukan dari wilayah udara Turki di Kilis. Sejauh ini, pemerintah Turki belum merencanakan serangan lanjutan.
Sebelumnya, Istanbul memilih diam dan hanya memberikan dukungan pasif ketika ISIS membesar di Iraq dan Syria sejak kali pertama muncul pada 2013. Beberapa area yang dikuasai ISIS bahkan berbatasan secara langsung dengan Turki. Erdogan kerap dikritik karena terkesan tutup mata terhadap ISIS.
Setelah dirasa keberadaan militan sadis itu mengancam negaranya, pemerintah Turki baru bergerak. Mereka juga mengizinkan pasukan koalisi yang dipimpin AS untuk menggunakan pangkalan udara di wilayah selatan Turki untuk menggempur ISIS. Sebelumnya, negosiasi penggunaan pangkalan tersebut berlangsung alot selama berbulan-bulan.
Di sisi lain, kemarin pemerintah Turki juga melakukan operasi penangkapan besar-besaran terhadap tersangka anggota ISIS dan beberapa anggota Partai Pekerja Kurdi (PKK). Organisasi sayap PKK Gerakan Pemuda Patriotik Revolusioner (YDG-H) dan Partai Front Rakyat Liberal Revolusioner Marxist (DHKP-C) ikut menjadi sasaran.
PKK dan organisasi sayapnya turut ditangkap karena sebelumnya mereka juga ikut melakukan serangan di dalam negeri. Rabu lalu (22/7/15) dua tentara perbatasan Turki ditembak mati. PKK mengklaim sebagai pelakunya. Pada Kamis, seorang polisi dibunuh di Kota Diyarbakir yang mayoritas penduduknya adalah warga Kurdi.
Dalam serangan penyergapan di Istanbul kemarin, salah seorang anggota perempuan DHKP-C terbunuh saat baku tembak. Penyergapan itu dilakukan di 13 provinsi dengan total 251 tersangka yang ditahan. Sekitar 5 ribu personel kepolisian terlibat. Pemerintah juga menerjunkan belasan helikopter serta pasukan khusus untuk operasi tersebut. Di Istanbul, ada 100 lokasi yang diserbu polisi antiteror.
’’Serangan udara pagi ini dan operasi melawan kelompok teroris di dalam negeri adalah langkah yang diambil untuk mencegah kemungkinan serangan terhadap pemerintah Turki dari dalam dan luar,’’ ujar salah seorang pejabat senior kepada kantor berita Reuters.
Serangan Ketiga, Militer Turki Hajar ISIS dari Darat dan Udara, 590 Militan Ditahan
Serangan ke sarang militan Negara Islam alias Islamic State (IS) yang lebih dikenal sebagai ISIS (DAESH dalam bahasa Arab), kembali dilancarkan militer Turki.Kemarin (25/7/15) gelombang ketiga serangan militer Turki mendarat di wilayah utara Iraq. Bukan hanya serangan udara, kali ini Turki juga melancarkan serangan darat.
"Kami telah menginstruksikan serangkaian serangan ketiga di Syria dan Iraq. Operasi udara dan darat sedang berlangsung," kata Perdana Menteri (PM) Ahmet Davutoglu dalam jumpa pers di Kota Ankara.
Dia menegaskan bahwa tekad pemerintah sudah bulat untuk menumpas militan keji yang belakangan rajin menebar teror di Turki, Iraq, dan Syria tersebut.
"Tidak ada yang perlu meragukan tekad kami. Kami tidak akan membiarkan Turki diubah menjadi negara tanpa aturan," lanjut politikus 56 tahun tersebut.
Selain menyasar sarang ISIS di Syria dan Iraq, jet-jet tempur Turki menarget markas militan Kurdi, Partai Pekerja Kurdi (PKK), di Iraq. Bersamaan dengan itu, pasukan darat melancarkan serangan ke lokasi-lokasi yang sama.
Sebelum menggempur wilayah Kurdi, Davutoglu berkomunikasi dengan pemimpin tertinggi wilayah otonomi khusus Iraq tersebut. Kemarin pagi kepala pemerintahan Turki itu mengontak Massud Barzani yang sering disebut sebagai presiden wilayah Kurdi. Dia menginformasikan target serangan sekaligus menjelaskan operasi udara dan darat terhadap PKK tersebut.
"Barzani mendukung rencana Turki dan mengizinkan pasukan kami melancarkan serangan ke sarang PKK. Dia bahkan mengungkapkan solidaritasnya terhadap Turki atas serangan maut yang baru saja terjadi di perbatasan," papar Davutoglu. Serangan maut yang dia maksud adalah ledakan bom di perbatasan Turki yang merenggut 32 nyawa aktivis pekan lalu.
Kemarin Turki melancarkan dua gelombang serangan sekaligus. Serangan gelombang pertama dilancarkan di Syria, menarget sarang ISIS. Sedangkan serangan gelombang kedua dilancarkan di Irak, menyasar markas PKK. Total, Turki telah melancarkan tiga serangan udara dan darat setelah memutuskan untuk terlibat langsung dalam perang antiteror melawan ISIS Jumat lalu (24/7).
Selain menggempur titik-titik pertahanan militan, Turki melakukan razia di berbagai wilayah di dalam negeri. Sejauh ini, Turki telah berhasil mengamankan sekitar 590 tersangka militan. Mereka tidak hanya berasal dari ISIS dan PKK, melainkan juga kelompok-kelompok militan lain yang selama ini eksis di Turki. Saat ini mereka diinterogasi dan terpaksa mendekam di tahanan.
Dari Iraq, pentolan PKK Zagros Hiwa mengecam serangan Turki kemarin. Dia menyebut serangan udara dan darat itu sebagai akhir proses damai dengan pemerintah.
"Turki telah mengakhiri gencatan senjata (dengan PKK)," ujar dia. Sejak 1984, PKK berusaha memerdekakan wilayahnya dari Turki. Etnis Kurdi yang menetap di perbatasan Iraq-Turki itu mendambakan negara berdaulat yang dikelola sendiri.
Tapi, Davutoglu bergeming. Dia malah menuding PKK sebagai pihak yang melanggar gencatan senjata. Sebab, militan Kurdi itu tidak kunjung menarik pasukan bersenjatanya dari wilayah Turki. PKK juga tidak menepati janji untuk melucuti senjata pasukannya.
"Turki akan terus maju. Dan, jika perlu, akan melanjutkannya sampai organisasi-organisasi teror itu musnah," tegas dia. (AP/AFP/BBC/hep/c11/fat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Imune Revolution

Tentang Transfer Factor