ELVIPS.COM - Berakhirnya Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung 19 - 24
April lalu di Jakarta dan Bandung hendaknya menjadi momentum bagi
Indonesia untuk menegaskan arah kebijakan politik luar negeri bila
memproyeksikan diri sebagai negara berdikari di kawasan Asia-Afrika.
Tiga
dokumen hasil KAA, yakni Bandung Message, Penguatan Kemitraan Strategis
Baru Asia Afrika (NAASP), dan Deklarasi Palestina, hendaknya diikuti
tindak lanjut sebagai langkah konkret.
Direktur
Eksekutif Populi Center Nico Harjanto dalam diskusi bertema Bisa apa
setelah KAA di Jakarta, sabtu (25/4/2015) mengingatkan Jangan sampai KAA seremonial belaka.
"Agar diplomasi politik luar negeri Indonesia semakin dipercaya, stabilitas politik dalam negeri perlu dijaga," lanjut Nico.
Itu, kata Nico, bisa dimulai dengan memberesi urusan politik dalam negeri yang cukup menguras energi pemerintah.
Dalam
diskusi itu, peneliti politik luar negeri Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth menyoroti ketidaksetaraan ekonomi
Asia-Afrika.
"Walaupun hampir semua sudah merdeka, baru segelintir negara bisa mandiri secara ekonomi," Kata Adriana.
Seperti diketahui, lanjut adriana, Indonesia butuh banyak investor untuk menggenjot pembangunan infrastruktur.
"Terbukti, bicara kemandirian itu tidak mudah," tegasnya.
Oleh
karena itu, pemerintah perlu menentukan strategi global dan menata
kebijakan regional terlebih dahulu sebelum menentukan peran di kancah
internasional.
Sumber: Ampera.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar