ELVIPS.COM - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Mulyono mengaku bangga atas prestasi prajurit TNI memenangkan lomba menembak antar militer tingkat Internasional, Australia Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015.
Menurut Mulyono, selain kesiapan mental prajurit, faktor lain yang mendukung TNI menjuarai loba tembak tersebut adalah kecanggihan senjata buatan dalam negeri.
"Pindad telah berhasil memproduksi senjata yang sesuai dengan petembak-petembak TNI. Ini adalah kebanggaan kita bersama dan prestasi bangsa Indonesia maka ini harus dipertahankan," kata Mulyono, di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Jumat (29/5).
Dia melanjutkan, PT Pindad yang telah mampu memproduksi dua senjata SS2 varian 4 dan pistol G2 Elit yang digunakan penembak dalam lima kategori lomba, yakni menembak pistol, senapan, senapan otomatis, sniper dan gabungan.
"Bahkan senjata kita sempat dicurigai oleh tentara dari luar sana. Mereka juga sempat meminta panitia untuk memeriksa senjata kita," pungkasnya.
Ke depan, lanjut Mulyono, masih banyak tantangan yang akan dihadapi para penembak jitu Indonesia. Di antaranya untuk kategori baru yakni penembak jitu, yang dimunculkan oleh Amerika Serikat. Kategori ini sempat merepotkan kontingen. Namun, dengan persiapan dan latihan yang tidak kenal lelah, TNI AD berhasil mendapatkan medali.
"Sniper adalah materi baru, yang dimunculkan oleh Amerika Serikat dan ini domain mereka. Materi baru ini diharapkan bisa menggagalkan Indonesia, tapi justru malah menambah medali, ini yang perlu kita banggakan, sniper dapat tiga medali emas," jelas dia.
Dalam kejuaraan ini, lanjut Mulyono, TNI AD sudah 12 kali mengikuti perhelatan kejuaraan nembak AASAM sejak 1991. Namun, sejak 2008 hingga kini tim penembak TNI AD selalu menjadi juara umum.
"Inilah prestasi yang sangat membanggakan bahkan bisa mengalahkan negara-negara maju. Artinya, dari Sumber Daya Manusia (SDM) kita tidak kalah," tegasnya.
Seperti diketahui, dalam kejuaraan tersebut, Indonesia berhasil menyabet 30 medali emas, 16 perak, dan 10 perunggu. Indonesia mengalahkan kontingen lainnya dari negara-negara maju yang selama ini dikenal memiliki persenjataan canggih, seperti Amerika Serikat yang hanya mendapatkan 4 medali emas, Inggris dengan 3 medali emas, kemudian Australia memperoleh 5 medali emas.
Sedangkan, Jepang, Brunei Darussalam, Filipina dan Selandia Baru, serta Singapura masing-masing mendapatkan satu medali emas. Sementara, Kanada, Malaysia, Timor Leste, Tonga dan Papua New Guinea (PNG) tidak berhasil membawa pulang medali emas.
TNI juara menembak, militer asing curigai senjata buatan Pindad
Kontingen petembak TNI AD kembali menang di kejuaraan menembak internasional Australia Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015. Kepada tim yang berhasil menyabet juara, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jendral Gatot Nurmantyo, merasa bangga.
Selama kegiatan itu berlangsung, Gatot mengaku sempat mendapat informasi bahwa kemenangan tim petembak TNI AD sempat diragukan tentara luar negeri. Katanya, mereka curiga dengan persenjataan Indonesia yang dikira melakukan kecurangan.
"Semua curiga, sampai senjata kita mau diperiksa, tapi enggak kita izinkan, mereka tidak yakin senjata kita bisa secanggih ini," kata Gatot kepada wartawan, Jakarta, Jumat (29/5).
Ditambahkannya, pada kejuaraan menembak internasional ini sebagian besar senjata yang digunakan jenis indad. Event seperti ini, kata dia, sekaligus tempat promosi kehebatan senjata buatan dalam negeri.
"Ini jadi ajang promosi kita memperkenalkan senjata buatan Pindad. Terus terang, banyak negara asing yang melirik senjata kita ini," jelasnya.'
Sebagai penghargaan atas keberhasilan anak buahnya, Gatot akan memberikan hadiah karena telah mengharumkan nama bangsa di mata internasional.
"Kami akan berikan penghargaan, yaitu dalam bentuk pendidikan dan materi. Mending sekolah, kalau naik pangkat cuma jadi kopral, tapi dengan sekolah bisa jadi sersan," pungkasnya.
Selama kegiatan itu berlangsung, Gatot mengaku sempat mendapat informasi bahwa kemenangan tim petembak TNI AD sempat diragukan tentara luar negeri. Katanya, mereka curiga dengan persenjataan Indonesia yang dikira melakukan kecurangan.
"Semua curiga, sampai senjata kita mau diperiksa, tapi enggak kita izinkan, mereka tidak yakin senjata kita bisa secanggih ini," kata Gatot kepada wartawan, Jakarta, Jumat (29/5).
Ditambahkannya, pada kejuaraan menembak internasional ini sebagian besar senjata yang digunakan jenis indad. Event seperti ini, kata dia, sekaligus tempat promosi kehebatan senjata buatan dalam negeri.
"Ini jadi ajang promosi kita memperkenalkan senjata buatan Pindad. Terus terang, banyak negara asing yang melirik senjata kita ini," jelasnya.'
Sebagai penghargaan atas keberhasilan anak buahnya, Gatot akan memberikan hadiah karena telah mengharumkan nama bangsa di mata internasional.
"Kami akan berikan penghargaan, yaitu dalam bentuk pendidikan dan materi. Mending sekolah, kalau naik pangkat cuma jadi kopral, tapi dengan sekolah bisa jadi sersan," pungkasnya.
Tiba di Soekarno-Hatta, tim penembak TNI disambut Pangkostrad
Sejumlah prajurit TNI yang mengikuti lomba menembak tahunan angkatan darat sudah tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (25/5). Mereka langsung disambut oleh Panglima Kostrad Letnan Jenderal Mulyono dengan mengalungkan bunga di setiap para prajurit yang menang perlombaan tersebut.
Pantauan merdeka.com, para prajurit yang menang perlombaan tersebut tiba di Bandara Soetta pukul 17.00 Wib. Mereka juga membawa medali emas, perak dan perunggu diletakan dalam saku seragam masing-masing.
Prajurit lain juga menyambut pemenang dan menyebut tim penembak sebagai pahlawan lantaran mengharumkan nama bangsa dan negara. "Pahlawan datang harus disambut meriah," celetuk prajurit yang menunggu di depan pintu terminal A1.
Sementara di kesempatan yang sama, Pangkostrad Letnan Jenderal Mulyono mengatakan, Australian army skill at arms meeting (AASAM) merupakan ajang lomba tembak tahunan yang diselenggarakan angkatan darat Australia pada tahun 1984 silam. Pertama kali dibuka untuk kontingen penembak internasional pada tahun 1988 silam.
Adapun kategori penembak, perorangan dan tim. Peserta lomba terdiri dari penembak AD Australia dan tim internasional dari berbagai undangan. TNI mengirimkan 8 prajurit Kostrad, 4 Kopassus dan 2 Kodam Mulawarman.
"Suatu kebanggaan bagi kami yang meraih 30 medali emas dengan mengalahkan Amerika yang mengeluarkan 2 tim hanya mendapat 4 medali emas, Australia 4 medali emas dan Inggris 3 medali. Serta juga mengalahkan tim gabungan New Zealand dan Australia," kata Mulyono dalam sambutan di Terminal A1, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (25/5).
Dia juga mengucapkan terima kasih terhadap PT Pindad yang mendampingi penembak sejak mulai latihan hingga perlombaan. Bahkan senjata buatan Pindad juga bisa menyaingi industri persenjataan negara lain.
"11 kali ikut serta dan 8 kali menang, ada upaya negara lain untuk Indonesia tidak dapat juara ini," ujarnya.
Seperti diketahui, para prajurit TNI meraih kemenangan mutlak dalam Lomba Menembak Tahunan di Australia. Tim TNI mengumpulkan 30 medali emas, sedangkan tim Amerika Serikat bahkan belum meraih medali apa pun.
Kejuaraan tahunan yang diselenggarakan oleh Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) ini berlangsung pada 20-23 Mei 2015 di Puckapunyal, negara bagian Victoria. Ada 17 tim dari 14 negara berlaga dalam kejuaraan yang mempertandingkan keterampilan menembak ini.
Selain 30 medali emas, tim TNI juga merebut 16 medali perak dan 10 medali perunggu, mengalahkan tuan rumah Australia di posisi kedua dengan 4 medali emas, 7 medali perak, dan 5 medali perunggu.
Pantauan merdeka.com, para prajurit yang menang perlombaan tersebut tiba di Bandara Soetta pukul 17.00 Wib. Mereka juga membawa medali emas, perak dan perunggu diletakan dalam saku seragam masing-masing.
Prajurit lain juga menyambut pemenang dan menyebut tim penembak sebagai pahlawan lantaran mengharumkan nama bangsa dan negara. "Pahlawan datang harus disambut meriah," celetuk prajurit yang menunggu di depan pintu terminal A1.
Sementara di kesempatan yang sama, Pangkostrad Letnan Jenderal Mulyono mengatakan, Australian army skill at arms meeting (AASAM) merupakan ajang lomba tembak tahunan yang diselenggarakan angkatan darat Australia pada tahun 1984 silam. Pertama kali dibuka untuk kontingen penembak internasional pada tahun 1988 silam.
Adapun kategori penembak, perorangan dan tim. Peserta lomba terdiri dari penembak AD Australia dan tim internasional dari berbagai undangan. TNI mengirimkan 8 prajurit Kostrad, 4 Kopassus dan 2 Kodam Mulawarman.
"Suatu kebanggaan bagi kami yang meraih 30 medali emas dengan mengalahkan Amerika yang mengeluarkan 2 tim hanya mendapat 4 medali emas, Australia 4 medali emas dan Inggris 3 medali. Serta juga mengalahkan tim gabungan New Zealand dan Australia," kata Mulyono dalam sambutan di Terminal A1, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (25/5).
Dia juga mengucapkan terima kasih terhadap PT Pindad yang mendampingi penembak sejak mulai latihan hingga perlombaan. Bahkan senjata buatan Pindad juga bisa menyaingi industri persenjataan negara lain.
"11 kali ikut serta dan 8 kali menang, ada upaya negara lain untuk Indonesia tidak dapat juara ini," ujarnya.
Seperti diketahui, para prajurit TNI meraih kemenangan mutlak dalam Lomba Menembak Tahunan di Australia. Tim TNI mengumpulkan 30 medali emas, sedangkan tim Amerika Serikat bahkan belum meraih medali apa pun.
Kejuaraan tahunan yang diselenggarakan oleh Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) ini berlangsung pada 20-23 Mei 2015 di Puckapunyal, negara bagian Victoria. Ada 17 tim dari 14 negara berlaga dalam kejuaraan yang mempertandingkan keterampilan menembak ini.
Selain 30 medali emas, tim TNI juga merebut 16 medali perak dan 10 medali perunggu, mengalahkan tuan rumah Australia di posisi kedua dengan 4 medali emas, 7 medali perak, dan 5 medali perunggu.
TNI menang mutlak lomba tembak dunia, sikat Australia, Inggris & AS
Di tengah peringatan Hari Kebangkitan Nasional Indonesia yang ke-107 tahun 2015, TNI mencatat kemenangan gemilang. Indonesia hampir dipastikan meraih kemenangan mutlak dalam Lomba Tembak Tahunan yang diselenggarakan oleh Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) tanggal 2-23 Mei 2015 di Puckapunyal, Victoria.
Lomba tersebut diikuti oleh 17 tim dari 14 negara. Sampai saat ini, Indonesia unggul di posisi pertama dengan raihan 28 medali emas, 16 medali perak dan 10 medali perunggu.
TNI mengalahkan tuan rumah Australia di posisi kedua dengan 4 medali emas, 7 medali perak dan 5 medali perunggu. Tim petembak Indonesia bahkan tidak dapat disaingi oleh Inggris yang baru meraih 3 medali emas, 5 medali perak dan 3 medali perunggu, dan US Army yang belum meraih medali apapun.
Diperkirakan perolehan medali akan terus bertambah hingga pertandingan berakhir pada 22 dan 23 Mei 2015 mendatang.
Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, memuji prestasi yang diraih regu tembak Indonesia.
"Prestasi yang membanggakan ini menunjukkan betapa tangguhnya anggota TNI dan persenjataan buatan Indonesia di medan laga," ujar Dubes Nadjib.
Atase Militer KBRI Canberra, Taufan Gestoro, yang mendampingi tim Indonesia selama perlombaan menambahkan semangat TNI begitu luar biasa.
"Di bawah tekanan dan kompetisi internasional yang ketat, para peserta dari TNI bertanding dengan semangat yang luar biasa dan menyelesaikan tiap kompetisi dengan profesionalisme dan skill yang tinggi," kata Taufan.
Ada 21 orang peserta dari Indonesia terdiri dari pejabat dan petembak profesional dari lingkungan TNI AD serta teknisi dari PT Pindad.
Lomba tersebut diikuti oleh 17 tim dari 14 negara. Sampai saat ini, Indonesia unggul di posisi pertama dengan raihan 28 medali emas, 16 medali perak dan 10 medali perunggu.
TNI mengalahkan tuan rumah Australia di posisi kedua dengan 4 medali emas, 7 medali perak dan 5 medali perunggu. Tim petembak Indonesia bahkan tidak dapat disaingi oleh Inggris yang baru meraih 3 medali emas, 5 medali perak dan 3 medali perunggu, dan US Army yang belum meraih medali apapun.
Diperkirakan perolehan medali akan terus bertambah hingga pertandingan berakhir pada 22 dan 23 Mei 2015 mendatang.
Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, memuji prestasi yang diraih regu tembak Indonesia.
"Prestasi yang membanggakan ini menunjukkan betapa tangguhnya anggota TNI dan persenjataan buatan Indonesia di medan laga," ujar Dubes Nadjib.
Atase Militer KBRI Canberra, Taufan Gestoro, yang mendampingi tim Indonesia selama perlombaan menambahkan semangat TNI begitu luar biasa.
"Di bawah tekanan dan kompetisi internasional yang ketat, para peserta dari TNI bertanding dengan semangat yang luar biasa dan menyelesaikan tiap kompetisi dengan profesionalisme dan skill yang tinggi," kata Taufan.
Ada 21 orang peserta dari Indonesia terdiri dari pejabat dan petembak profesional dari lingkungan TNI AD serta teknisi dari PT Pindad.
Selama perlombaan, tim Indonesia menggunakan empat jenis senjata, yaitu senapan buatan dalam negeri SS-2 V-4 Heavy Barrel dan pistol G-2 (Elite & Combat) dari PT Pindad, senapan SO-Minimi buatan Belgia, senapan GPMG (General Purpose Machine Gun) buatan Belgia, dan senjata sniper AW buatan Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar